Hari ini, Jembatan Suramadu tepat berusia 14 tahun. Sebab, jembatan kebanggaan warga Jawa Timur ini diresmikan pada 10 Juni 2009.
Berikut ini sekilas mengenai sejarah Jembatan Suramadu yang dikutip detikJatim dari situs resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Mulai berupa gagasan hingga menjadi jembatan kebanggaan
Gagasan awal pembangunan Jembatan Suramadu disampaikan Prof. Dr. Ir. Sedyatmo pada 1960. Persiapan pembangunan dilakukan tahun 1990 dengan dibentuk Tim Nusa Bakti dan Tim Ahli Jepang. Namun tidak berlanjut akibat krisis ekonomi tahun 1997.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Megawati Soekarnoputri lalu meresmikan pembangunan Jembatan Suramadu pada 23 Juli 2003. Kemudian tepat 14 tahun yang lalu, atau 10 Juni 2009, jembatan ini diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jembatan Suramadu menjadi jembatan terpanjang di Indonesia sejak saat itu. Panjangnya mencapai 5.438 meter. Sementara total biaya untuk membangun jembatan tersebut mencapai Rp 5 triliun.
Jembatan Suramadu menjadi tol pertama di Indonesia yang dapat dilalui kendaraan roda 2. Berdasarkan Kepmen PUPR tahun 2015, tarif sepeda motor kemudian dihapuskan.
Setahun berselang, berdasarkan Kepmen PUPR dilakukan penyesuaian di mana tarif tol Jembatan Suramadu turun, dan kini bisa dilewati tanpa tarif.
![]() |
Kembali ke awal peresmian Jembatan Suramadu pada 2009, ada kabar yang menodai kemolekan Suramadu. Yaitu kabar adanya tangan-tangan jahil yang melakukan aksi pencopotan mur-baut di Jembatan Suramadu.
"Suramadu itu kebanggaan Jatim dan Madura, pasti mereka akan menjaga itu. Kalau ada berita soal baut yang hilang dan sebagainya harus dicek," kata Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafii Djamal di gedung Departemen Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat dikutip detikNews, Jumat (19/6/2009).
Menurut Jusman, pengelola Jembatan Suramadu telah membenahi sistem keselamatan dengan menambah baut yang sudah hilang. "Akan dilas supaya tidak dicuri dan penerangan akan ditambah. Kita juga akan mencari missing link, jangan sampai ada persepsi terjadi kerusakan terus-menerus," imbuhnya.
Menteri PUPR waktu itu, Djoko Kirmanto juga menanggapi soal hilangnya baut Jembatan Suramadu. Seperti dikutip detikFinance.
"Mur-baut yang sekarang ini selalu diekspose media, adalah mur-mur yang secara konstruksi tidak mempengaruhi jembatan, tapi jadi masalah kalau terus-terusan," kata Djoko, Jumat (3/7/2009).
Untuk itu, imbuhnya, sejak kasus vandalisme itu terjadi, operator dan kepolisian sudah melakukan langkah-langkah tegas. Termasuk pelarangan bagi pengguna Tol Suramadu untuk motor maupun mobil berhenti di jembatan.
Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.
(sun/iwd)