Lautan pasir Bromo membeku. Hamparan pasir yang cukup luas itu mendadak berubah bagaikan tertutup salju. Fenomena ini dikenal sebagai fenomena frozen.
Dikenal, apa berarti sudah sering terjadi?
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Septi Eka Wardani yang menyatakan bahwa fenomena itu dikenal dengan nama 'frozen' atau membeku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menyebutkan bahwa fenomena frozen ini memang bisa dan pernah terjadi pada bulan-bulan khusus ketika suhu udara di kawasan wisata itu menjadi begitu dingin.
"Batas waktunya kita tidak bisa tentukan, tapi biasanya muncul pada bulan-bulan di mana suhu udara sangat dingin, yaitu sekitar Juni-Juli," kata Septi Eka, Rabu (31/5/2023).
Dia menjelaskan bahwa ketika fenomena frozen itu terjadi, suhu di kawasan wisata Gunung Bromo memang menjadi cukup ekstrem hingga minus derajat celcius.
"Untuk suhunya mendekati 0 derajat celsius bisa sampai minus atau pada titik beku air," ujar Eka.
Dia sebutkan pula bahwa fenomena frozen di Kaldera Bromo itu tergolong langka. Tidak selalu pada waktu dan kondisi yang dia sebutkan fenomena itu selalu terjadi dan bisa dinikmati.
"Tidak tentu juga terjadinya, karena memang tidak muncul setiap hari," pungkasnya.
![]() |
Sebab itu juga fenomena ini menjadi sangat unik dan menarik, serta menambah daya tarik wisata Gunung Bromo. Meski demikian, TNBTS tetap membatasi jumlah kunjungan wisatawan.
"Tetap dibatasi sesuai kuota. Untuk hari ini saja itu kurang lebih ada sekitar 2.022 pengunjung.
Sebelumnya, fenomena yang tadinya disebut embun upas atau embun salju itu dilaporkan terjadi sejak Selasa (30/5).
Kawasan Bromo yang seolah bersalju itu, berdasarkan data TNBTS justru mendongkrak kunjungan wisatawan.
(dpe/dte)