BPBD Kabupaten Malang Suplai Air Bersih Cegah Kekeringan

BPBD Kabupaten Malang Suplai Air Bersih Cegah Kekeringan

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 29 Mei 2023 11:00 WIB
Droping air bersih di wilayah terdampak kekeringan
Dropping air bersih di wilayah yang rawan kekeringan di Malang (Foto: Dokumen BPBD Kabupaten Malang)
Malang -

Belasan desa di Kabupaten Malang berpotensi mengalami kekeringan hingga krisis air bersih saat masuk musim kemarau. Suplai air bersih akan dilakukan untuk mencukupi kebutuhan warga.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, distribusi air bersih akan dilakukan untuk membantu warga yang terdampak kekeringan. Seperti biasanya, suplai air bersih dilakukan secara bergilir mengacu pada kemampuan armada yang dimiliki.

"Dropping air mesti kita lakukan secara bergilir ke masing-masing desa terdampak. Kita menyesuaikan dari kekuatan armada, yang memiliki tiga unit truk tangki. Tapi kita selalu dibantu truk tangki dari rekan PMI dan Perum Tugu Tirta," terang Sadono kepada detikJatim, Senin (29/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sadono mengaku, ada 18 desa memiliki potensi mengalami kekeringan. 18 desa ini tersebar di sembilan kecamatan, yakni, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Donomulyo, Kalipare, Singosari, Lawang, Jabung, dan Sumberpucung.

"Jadi kami pedomani 18 desa dari 9 kecamatan seperti Donomulyo, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Pagak, Kalipare, dan Lawang, itu yang jadi perhatian khusus. Itu lah yang kemungkinan rawan kekeringan, tidak jauh beda dengan tahun sebelumnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pihaknya kini tengah bersurat ke masing-masing kecamatan untuk memetakan darurat kekeringan di wilayahnya. Termasuk berkoordinasi dengan desa-desa masuk peta rawan krisis air untuk mengetahui tingkat kebutuhan sampai berapa kepala keluarga (KK).

"Seperti biasanya hanya beberapa desa tidak menyeluruh dalam satu kecamatan. Saat ini kita sudah bersurat ke masing-masing kecamatan untuk melakukan pendataan jumlah KK yang terdampak. Untuk memudahkan ketika melakukan droping air bersih," terangnya.

Sadono menambahkan, dari belasan desa berpotensi mengalami krisis air bersih itu semuanya masuk dalam kategori kering kritis. Di mana lokasi warga tinggal dengan sumber mata air berjarak kurang lebih 3 kilometer.

"Itu yang nanti kita dropping, masuk prioritas yakni kering kritis. Jadi tidak semua. Tapi kadang-kadang warga ini begitu ada distribusi air minta di suplai juga. Padahal mereka dekat dengan sumber mata air bahkan tidak sampai satu kilometer," imbuhnya.

Seperti yang pernah dilakukan, lanjut Sadono, dropping air bersih hanya diberikan minimal dua hari sekali di masing-masing desa. Selain jarak karena geografis wilayah, suplai air bersih hanya sifatnya membantu kebutuhan warga sehari-hari.

"Biasanya dua atau tiga hari sekali, tidak bisa setiap hari. Karena sebenarnya, bukan sampai tidak ada air sama sekali. Ada, tapi tidak berlebih seperti saat sebelumnya. Biasanya dropping kita lakukan mulai bulan Agustus," sambungnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata Sadono, dropping air biasanya dilakukan BPBD Kabupaten Malang di Desa Sidoluhur di Kecamatan Lawang, Desa Blandit Timur di Kecamatan Singosari, Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Desa Sumberagung, Desa Sitiarjo di Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

"Serta wilayah Kedungsalam, Donomulyo, Kalipare, Karangkates, Sumbermanjing Wetan, Singosari, Jabung, itu beberapa wilayah yang biasa kita droping air bersih berdasarkan permintaan masyarakat," tegasnya.




(hil/fat)


Hide Ads