Ironi Mantan Atlet Tinju Surabaya yang Jual Otot

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Senin, 15 Mei 2023 14:09 WIB
Legenda tinju Surabaya Andrian Kaspari yang sempat menjadi debt collector usai pensiun. (Foto: Istimewa/dok API Jatim)
Surabaya -

Surabaya pernah menjadi Kota Tinju. Maraknya sasana tinju sempat menjadikan Surabaya dan Malang menjadi barometer tinju di tanah air. Tapi kejayaan tinju di Surabaya itu telah pudar mulai 2012 silam hingga hampir sudah tidak ada sasana tinju yang bisa bertahan.

Para pemilik sasana terpaksa menutup tempat pembibitan tinju karena sepinya pertandingan. Para pegiat tinju di Kota Pahlawan pun menjual otot agar bisa tetap bertahan hidup. Profesi yang tidak jauh dari keahlian mereka adalah menjadi penagih utang alias debt collector.

Ketua Asosiasi Petinju Indonesia (API) Jatim Nouke Norimarna menyebutkan bahwa sejak ring tinju Indonesia semakin surut, tak sedikit petinju yang beralih profesi menjadi debt collector, sekaligus tidak jarang beririsan dengan tindak pidana.

Nouke menyebutkan setidaknya ada 15 petinju profesional asal Surabaya yang pernah mencapai masa kejayaan. Dahulu mereka pernah berprestasi di kancah nasional hingga internasional. Tapi begitu ring tinju semakin surut, mereka terpaksa beralih profesi.

"Yang pasti, lebih dari 15 atlet. Surabaya sendiri aja lebih dari 10, kalau Jatim ya banyak banget. Ada yang beruntung jadi dosen dan pengusaha. Ada yang tidak beruntung jadi kuli bangunan, bongkar muat, jual tempe tahu, sampai debt collector," kata Nouke kepada detikJatim, Senin (15/5/2023).

Legenda tinju Surabaya Andrian Kaspari yang saat ini bekerja menjadi petugas keamanan Lapangan Thor Surabaya. (Foto: Istimewa/dok API Jatim)

Nouke mengaku miris. Oleh karena itu, dengan berdirinya API Jatim yang didukung tokoh Komisi Tinju Indonesia (KTI) PW Afandy atau Wei Fan, Nouke berharap para petinju legendaris di Surabaya bisa kembali aktif di dunia sasana.

"Sehingga, kalau punya lapangan pekerjaan tetap lagi tidak dimanfaatkan menjadi jago pukul dan hal-hal negatif terus," tambah Nouke.

Salah satu legenda tinju yang pernah meraih berbagai prestasi adalah Andrian Kaspari. Sejak mulai debutnya di ring tinju pada 1997, Andrian telah meraih sejumlah Juara Nasional, Juara IBF Intercontinental, bahkan WBF Intercontinental.

Pria kelahiran Wonorejo Selatan itu terpaksa pensiun dini pada 2013 karena aktivitas ring di Surabaya semakin jarang. Pria yang kini berusia 51 tahun itu sempat berganti-ganti sejumlah pekerjaan, termasuk menjadi debt collector.

"Ya mungkin karena perpindahan sasana jadi agak goyah dan saya belum siap. Akhirnya saya jalani apa adanya, kerja seadanya, dulu pernah ikut jadi keamanan di kafe, juga bagian penagihan (debt collector di BPR dan sekarang bagian keamanan di Lapangan Thor," katanya.

Andrian mengaku lebih beruntung dibandingkan teman-temannya yang lain. Di usia yang sudah senja ini, dia memiliki pekerjaan yang cukup terjamin di bawah Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya.

Kebingungan memilih profesi setelah pensiun dini. Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork