Kalang Kabut Gempa Tuban Goyang Jakarta-Bali Tapi Tak Dirasa Warga Tuban

Round-up

Kalang Kabut Gempa Tuban Goyang Jakarta-Bali Tapi Tak Dirasa Warga Tuban

Denza Perdana - detikJatim
Sabtu, 15 Apr 2023 08:38 WIB
gempa tuban 6,6
Gempa Tuban membuat warga Pacitan panik keluar rumah berkumpul di tanah lapang. (Foto: Purwo Sumodiharjo/detikJatim)
Tuban -

Gempa M 6,6 yang berpusat di barat laut Tuban imbasnya justru dirasakan warga sejumlah daerah lain Jatim, bahkan hingga di Jawa Barat. Getaran gempa itu malah tak terasa di Tuban.

Daerah terdekat dari episenter gempa yang merasakan getaran itu adalah Bojonegoro. Namun getaran itu pun tidak terlalu kencang sebagaimana terasa di daerah lain.

Gempa Tuban dirasakan cukup kuat di sejumlah daerah di Ponorogo. Sejumlah emak-emak di Ponorogo panik. Salah satunya Eka (29), warga Desa Kalisat, Kecamatan Bungkal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat gempa mengguncang rumahnya sekitar pukul 16.55 WIB Eka mengaku sedang sibuk memasak mempersiapkan menu berbuka puasa bagi keluarganya.

"Saya kan lagi masak, tiba-tiba goyang kencang sekali. Saya langsung lari. Tapi, saya lupa kalau bayi saya masih tertinggal di dapur," ujar Eka kepada detikJatim, Jumat (14/4/2023).

ADVERTISEMENT

Warga lainnya, Siti Sundari (38) warga Desa Nambak, Kecamatan Bungkal mengatakan saat gempa terjadi anaknya yang usia 6 tahun berlari sambil menangis karena panik.

"Anakku malah lari sendiri keluar rumah sambil nangis, karena takut," ujar Siti.

Kencangnya Gempa Tuban juga terasa di Pacitan. Warga berhamburan keluar rumah, berkumpul di tanah lapang. Gempa juga membatalkan acara buka bersama di sebuah kampung.

Sekelompok wartawan di Trenggalek yang sedang menikmati waktu senggang juga sempat dihebohkan oleh getaran Gempa Tuban itu hingga berlarian keluar bangunan.

Di Surabaya, guncangan Gempa Tuban menggoyang barang di rumah warga, membuat peserta pelatihan di salah satu hotel kelabakan, dan bikin panik penghuni apartemen.

Heni Rohaeni (28), penghuni Apartemen Twin Tower Kalisari Surabaya sedang santai di balkon apartemen lantai 10 saat goyangan gempa tiba-tiba terasa.

Setelah tahu barang-barangnya bergoyang, dia pun turun ke lobi. Ternyata sudah banyak penghuni apartemen yang turun karena juga merasakan guncangan gempa.

"Panik banget. Teman-teman cerita di Bali juga kencang, lagi tidur sampai bangun. Manado juga," katanya.

Tembok sampai roboh. Baca di halaman selanjutnya.

Guncangan gempa yang berpusat dekat Tuban bahkan merobohkan tembok rumah warga warga Dusun Gending, Desa Darsono, Arjasa, Jember bernama Sarmo (63).

"Dari gempa di Tuban tadi, ada 1 rumah warga terdampak. Dinding tembok rumah bagian samping ambrol setinggi 9 meter, lebar 3 meter," ujar Danru TRC BPBD Jember Firman Arifiyanto.

Gempa Tuban juga berimbas pada tembok rumah milik Mbah Isminah warga Desa/Kecamatan Panggul, Trenggalek. Tembok 3x3,5 meter yang memang sudah retak itu ambruk.

"Betul tembok rumah Mbah Isminah roboh. Tembok itu sebelumnya retak, tadi sore terdampak gempa sehingga roboh," kata Kalaksa BPBD Trenggalek Stefanus Triadi Atmono.

Namun, guncangan gempa Tuban yang cukup kencang itu ternyata nyaris tidak dirasakan oleh warga terdekat dari pusat gempa, yakni warga Tuban sendiri.

Padahal, Data BMKG yang dikutip detikJatim dari Twitter resminya menyebutkan bahwa getaran terasa di sejumlah daerah seperti Garut, Pelabuhan Ratu, Bayah, Malingping, Labuan, bahkan Lembang.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tuban Maftuchin Riza yang menyatakan dia tidak merasakan guncangan padahal saat gempa terjadi dia berada di kantor.

"Saya posisi di kantor BPBD tidak merasakan getaran atau gempa. Ini malah kaget yang di jauh, ini tadi teman Gresik telepon juga katanya terasa gempa," kata Riza.

Fenomena Gempa Tuban yang berpusat di koordinat 6,29 LS-111,92 BT atau 68 km barat laut Tuban di kedalaman 632 km dari permukaan laut itu diungkap oleh pakar ITS.

Alhi Geofisika ITS Dr Amien Widodo menjelaskan fenomena itu terjadi karena pengaruh dataran di Tuban dan sifat gempa subduksi yang gelombang gempanya menyebar.

"Jadi getaran gempa itu dari pusatnya berupa gelombang. Gelombang itu menyebar sehingga di dekat pusatnya tetap terasa tapi tidak terlalu kencang. Guncangan itu justru terasa di daerah yang lebih jauh yang dilewati sebaran gelombang itu," ujarnya.

Guncangan gempa yang tidak terasa di Tuban itu menurutnya juga karena pengaruh dataran. Getaran gempa subduksi atau dari patahan di kedalaman laut itu memang lebih terasa di daerah tanah endapan.

"Seperti di Surabaya, rumah warga itu dibangun di tanah endapan. Sementara di Tuban, sebagian besar bangunan di sana, kan, dibangun di atas bebatuan karst (batu gamping)," kata Amien.

Jenis tanah karst tempat landasan bangunan di Tuban itulah yang membuat getaran gempa teredam. Karenanya, warga di tengah Kota Tuban tidak merasakan getaran.

"Tapi pasti tetap ada yang merasakan," sambungnya.

Sejumlah warga yang tinggal di kawasan perbatasan Tuban dengan Lamongan, yakni di Kecamatan Widang, sebenarnya merasakan gempa meski tidak terlalu kencang.

Sumiatun (45) warga Desa Ngadipuro, Widang mengaku merasakan gempa itu hingga barang-barang di rumahnya bergoyang. Ia sampai lari keluar rumah.

"Bapak (suaminya) pas waktu mandi. Tak kasih tahu kalau ada gempa malah bilang 'iyo, ancene wis keluwen,' (iya, memang sudah kelaparan. Guyonan karena menjelang buka puasa)," ujarnya.

Penjelasan gempa Tuban terasa hingga Jakarta dan Bali. Baca di halaman selanjutnya.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan bahwa Gempa Tuban itu termasuk gempa bumi jenis deep focus.

"Deep focus earthquake laut Jawa dipicu slab pull activity," katanya.

Dia jelaskan bahwa gempa Tuban itu tergolong gempa dalam. Episenter gempa itu di jarak 65 km barat laut Kota Tuban dengan hiposenter di kedalaman 643 km.

Gempa bumi dalam itu menurutnya disebabkan oleh aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang saling bertumbukan di zona subduksi di bawah Laut Jawa.

Analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG, menurut Daryono juga menunjukkan bahwa gempa bumi itu memiliki mekanisme pergerakan turun atau normal fault.

Karena itu juga spektrum getaran gempa itu luas, dirasakan dengan skala intensitas V MMI di Jawa Timur, dengan skala intensitas IV MMI di Denpasar, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, dan Bima.

Getaran dengan skala III MMI seperti ada getaran truk lewat juga dirasakan di Kota Yogyakarta dan Gunungkidul. Bahkan getaran gempa juga dirasakan di gedung tinggi yang ada di Jakarta.

"Karena sumbernya sangat dalam maka dampak guncangannya memiliki spektrum yang luas, seluruh Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat," kata Daryono dilansir detikNews.

Namun, meski gempa ini dirasakan penduduk di area yang sangat luas, gempa ini tidak merusak. Untuk itu Daryono mengaku gempa Tuban itu patut disyukuri.

"Patut disyukuri karena gempa Deep Focus ini tidak destruktif. Hanya guncangannya melanda wilayah luas dan ada long period vibration sehingga gedung tinggi terdampak 'swing' dan masyarakat panik,"

Halaman 2 dari 3
(dpe/iwd)


Hide Ads