Ada kisah cinta tak direstui orang tua yang melatarbelakangi kasus bapak buang bayi di Blitar. Dalam prosesnya, upaya 'buang bayi' itu sebetulnya tidak benar-benar seperti upaya buang bayi seperti kebanyakan.
Pria pelaku pembuangan bayi itu, UJP (24) sempat membawa bayinya ke panti asuhan tapi ditolak. Dia lantas membawa bayi itu ke rumahnya dan berpura-pura telah menemukannya di tengah perjalanan pulang dari bekerja.
Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Tika Pusvita Sari mengungkapkan bahwa UJP dan kekasihnya AVT telah menjalin hubungan asmara sejak Februari 2020. Keduanya menjalin hubungan tanpa diketahui orang tua masing-masing. Orang tua UJP sendiri melarangnya untuk berpacaran.
"Orang tua UJP tidak memberikan restu untuk dia berpacaran, jadi tidak tahu kalau UJP itu punya pacar. Kemudian mereka menjalin hubungan diam-diam," kata Tika saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (1/4/2023).
Hubungan UJP dan AVT tetap berjalan meski tidak dengan restu orang tua masing-masing. Sayangnya, hubungan asmara itu berlanjut terlalu jauh hingga keduanya tak kuasa menahan nafsu dan melakukan hubungan layaknya suami istri. Hingga AVT pun hamil pada Juli 2022.
UJP tak kuasa untuk bertanggung jawab menikahi kekasihnya. Ia sudah terhadang larangan pacaran dari kedua orang tuanya. Untuk menutupi kehamilannya AVT pun pamit kepada kedua orang tuanya untuk ngekos di Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar dengan alasan kerja.
"Pacarnya UJP ini mengaku kepada ibunya bekerja di tempat yang jauh, jadi harus kos. Padahal itu untuk menutupi kehamilannya. Sejak saat itu, AVT hanya diam di kos di wilayah Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar," terang Tika.
Selanjutnya pada Senin (27/3), AVT mengalami reaksi atau tanda-tanda akan melahirkan saat berada di kos. Kebetulan tetangga kosnya merupakan seorang perawat di salah satu RS yang ada di Kota Blitar.
AVT dibawa ke RSI Aminah Kota Blitar untuk dibantu melahirkan secara normal. AVT tidak didampingi oleh orang tua maupun keluarga saat melahirkan. Tapi dia didampingi oleh UJP, sang kekasih.
"Hanya UJP yang menemaninya, sampai dengan bayi dibawa keluar rumah sakit. Masing-masing orang tua tidak tahu," katanya.
Setelah kelahiran bayi laki-laki tak berdosa itu, keduanya tetap tak kuasa untuk menyampaikan hubungan mereka kepada orang tua masing-masing. Mereka pun menyusun rencana bagaimana agar bayi itu bisa dirawat oleh orang lain.
Rencana pertama gagal total, rencana kedua amburadul. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)