Leptospirosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Cara Mencegahnya

Leptospirosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Cara Mencegahnya

Meilisa Dwi Ervinda - detikJatim
Kamis, 09 Mar 2023 14:12 WIB
infografis leptospirosis kencing tikus
Infografis leptospirosis kencing tikus/Foto: infografis detikHealth
Surabaya -

Wabah leptospirosis melanda beberapa daerah di Jatim. Berikut ini ulasan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan cara mencegah Leptospirosis.

Ada 249 orang di Jatim yang terjangkit penyakit kencing tikus atau leptospirosis. Di mana 9 orang di antaranya meninggal dunia.

Saat ini masih musim hujan dan banjir kerap terjadi di sejumlah daerah di Jatim. Wabah leptospirosis kerap melanda di saat banjir menerjang. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan singkat mengenai leptospirosis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Leptospirosis:

1. Penyebab Leptospirosis

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

Bakteri tersebut sewaktu-waktu dapat mengkontaminasi air dan tanah dalam beberapa bulan atau tahun. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi. Sementara itu, penyebaran bakteri Leptospira melalui beberapa hal, di antaranya:

ADVERTISEMENT
  • Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri
  • Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri
  • Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri

Bakteri leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut dan saluran pencernaan.

Leptospirosis bisa menular antarmanusia seperti melalui ASI atau hubungan seksual. Namun kasus ini sangat jarang terjadi.

Leptospirosis banyak ditemui di negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Itu karena iklim yang panas dan lembab bisa membuat bakteri leptospira bertahan hidup lebih lama.

2. Gejala Leptospirosis

Dalam beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Tapi bisa muncul 1-2 minggu setelah terpapar penyakit.

Gejala dari penyakit itu bervariasi. Sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain seperti flu atau demam berdarah.

Mengutip situs resmi Kemenkes, ada beberapa gejala yang dapat dirasakan pasien yang terjangkit leptospirosis, di antaranya adalah:

  • Demam mendadak
  • Lemah
  • Mata merah
  • Kekuningan pada kulit
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot betis

Keluhan di atas biasanya pulih dalam 1 minggu. Namun jika leptospirosis berlanjut tahap dua disebut penyakit Weil akibat peradangan infeksi.

3. Pengobatan Leptospirosis

Pada saat pengobatan, leptospirosis yang ringan umumnya tidak memerlukan penanganan khusus. Bahkan bisa sembuh dengan sendirinya dalam 7 hari.

Pada kondisi yang berat, pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

4. Cara Cegah Leptospirosis

Setelah mengetahui gejala Leptospirosis, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut, di antaranya:

  • Menggunakan pelindung, sarung tangan dan sepatu boots, atau penyakit mata. Apalagi saat dilanda banjir, sepatu boots berfungsi sebagai pelindung.
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.
  • Tidak berendam atau berenang di air danau, sungai, kubangan, atau genangan banjir.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus
  • Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan dan ternak




(sun/fat)


Hide Ads