Penyakit kencing tikus atau leptospirosis ditemukan di sejumlah wilayah Jawa Timur. Disebut, ada 249 orang yang terkena penyakit ini hingga 9 orang meninggal dunia. Bagaimana langkah pencegahan penyakit ini?
Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama membeberkan sejumlah tips untuk mengantisipasi penyakit ini. Pria yang menjadi Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini awalnya menjelaskan apa itu penyakit leptospirosis.
Prof Tjandra menyebut, penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Leptospirosis pertama kali dilaporkan pada 1886 oleh Adolf Weil, sehingga disebut juga sebagai penyakit atau sindrom Weil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan atau binatang. Di negara kita hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya," jelas Prof Tjandra, Kamis (9/3/2023).
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini menyebut, penyakit leptospirosis memang kerap ditemui saat musim hujan. Apalagi saat terjadi banjir.
"Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut," bebernya.
Lalu saat banjir, seseorang yang memiliki luka hingga kulitnya terbuka akan lebih mudah tertular penyakit ini.
"Seseorang yang mempunyai luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran atau kencing tikus yang mengandung bakteri leptospira, maka orang tersebut berpotensi dapat terinfeksi dan akan menjadi jatuh sakit," imbuhnya.
Prof Tjandra menyebut, secara umum gejala dan tanda klinis penderita leptospirosis adalah dengan adanya demam mendadak (lebih dari 38,5 derajat Celcius), sakit kepala, nyeri otot betis sehingga kesulitan berjalan, lemah, kemerahan pada selaput putih mata atau conjunctival suffusion serta kekuningan (ikterik) pada mata dan kulit.
Untuk itu, ada 4 langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat. Pertama, menekan dan menghindari adanya tikus berkeliaran di sekitar kita, caranya dengan selalu menjaga kebersihan.
"Kedua, hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama jika mempunyai luka. Ketiga, menggunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir," papar Prof Tjandra.
"Keempat, segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil," tambahnya.
Lalu bagaimana jika tertular?
"Jika terlanjur tertular, maka pengobatan dilakukan dengan memberikan antibiotika yang sesuai baik secara oral maupun suntikan di mana antibiotika saat ini masih efektif untuk pengobatan leptospirosis," pesan Prof Tjandra.
(hil/fat)