Wabah Leptospirosis atau kencing tikus melanda Pacitan. Ada 144 warga yang terjangkit dan 6 orang di antaranya meninggal dunia.
Lantas, apa itu wabah kencing tikus? Mengutip detikHealth, salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat banjir melanda adalah leptospirosis.
Penyebab penyakit kencing tikus adalah bakteri leptospira yang disebarkan lewat hewan. Salah satunya lewat air kencing dan kotoran tikus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika banjir melanda, tikus biasanya keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia. Sehingga kotoran dan air kencingnya bercampur dengan air banjir.
"Apabila ada orang yang memiliki luka kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut dapat terinfeksi dan akan jatuh sakit," kata Prof dr Tjandra Yoga Aditama, MPH, Direktur Jendera Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan dalam surat elektroniknya kepada detikHealth, 18 Januari 2013.
Penyakit leptospirosis juga dikenal dengan sebutan lain. Seperti demam canicola, demam ladang tebu dan demam 7 hari.
Leptospirosis pertama kali dilaporkan pada 1886 oleh Adolf Weil. Sehingga disebut juga sebagai penyakit atau sindrom Weil.
Untuk diketahui, kuman leptospira dapat hidup di air tawar sekitar satu bulan. Leptospira juga bisa bertahan di tanah yang lembap, tanaman, maupun lumpur dalam waktu lama.
Leptospira bisa berenang di air. Sehingga bisa menginfeksi kaki manusia yang sedang terluka. Umumnya laporan orang yang terkena leptospirosis terjadi setelah banjir.
Mereka yang banyak bersentuhan dengan binatang seperti peternak, petani dan dokter hewan juga rawan terserang bakteri leptospira. Petugas pembersih selokan juga memiliki risiko yang sama.
Ada hewan yang berpotensi menularkan bakteri leptospira selain tikus? Ada. Seperti kucing, kuda, kelelawar, babi, kambing, domba dan tupai.
Wabah Leptospirosis di Pacitan
Dinas Kesehatan setempat mencatat 144 warga terjangkit penyakit yang disebabkan bakteri leptospira itu. Bahkan, 6 orang di antaranya meninggal dunia. Sebagian besar kematian dipicu faktor komorbid.
"Sampai dengan hari Kamis lalu, 178 sampel suspek leptospirosis telah diambil petugas kesehatan. Dari sana diketahui 114 di antaranya positif (leptospirosis)," terang Plt Kadinkes Pacitan Daru Mustiko Aji, Jumat (3/3/2023).
Mengutip laporan epidemiologi, Daru mengatakan, mayoritas penularan terjadi di kawasan perbukitan dan lahan pertanian. Penyakit yang menular melalui kencing tikus itu menginfeksi melalui luka pada organ luar tubuh.
"Oleh karena itu, kami imbau warga berhati-hati saat ke sawah maupun saat membersihkan rumah yang berpotensi ada tikusnya. Sebaiknya menutup kaki dengan pelindung yang aman," tutupnya.
(sun/fat)