Kurang Gercepnya Pembangunan Jalan Paksa Warga Tandu Orang Sakit Sejauh 8 Km

Round-Up

Kurang Gercepnya Pembangunan Jalan Paksa Warga Tandu Orang Sakit Sejauh 8 Km

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 23 Feb 2023 06:31 WIB
Video viral warga tandu orang sakit melewati jalan berlumpur sejauh 8 km di Jombang
Warga di Jombang menandu orang sakit sejauh 8 kilometer karena jalan rusak berat menahun (Foto: Foto tangkapan layar video viral)
Jombang -

Buruknya infrastruktur jalan di Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang yang menyengsarakan warga kembali viral di medsos. Kali ini, warga harus bersusah payah melewati jalan berlumpur untuk menandu orang sakit sejauh 8 Km.

"mau berobat aja butuh perjuangan dari dusun Kedung dendeng jipurapah plandakan Jombang tolong pak bupati jalannya di perbaiki," demikian caption yang menyertai video.

Video viral ini memperlihatkan perjuangan warga Dusun Kedung Dendeng, Desa Jipurapah menandu tetangga mereka, Pardi (49). Karena Pardi sedang sakit cukup parah sehingga harus segera dibawa berobat ke rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat Pardi ditandu menggunakan kursi dari bambu dengan alas tikar. Kemudian sisi kanan dan kiri kursi tersebut diikat pada 2 batang kayu untuk mengangkat. Warga harus bersusah payah menggotong Pardi melalui jalan berlumpur di tengah hutan dan perkebunan. Pardi juga dinaungi dengan payung untuk melindunginya dari panas matahari.

Ternyata video viral ini direkam warga pada Senin (20/2/2023). Putra tunggal Pardi, Leo Budiono Sudrajat (38) mengatakan, sekitar 20 warga Dusun Kedung Dendeng terlibat untuk menandu ayahnya menuju Dusun Brangkal, Desa Jipurapah.

ADVERTISEMENT

"Bapak saya sakit komplikasi sudah lama, sekitar 2 tahun, ada luka di tangan kiri hingga bengkak dan melepuh, sakitnya di tangan sekitar 2 pekan lalu," kata Leo kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).

Leo menambahkan ayahnya ditandu dari rumahnya di Dusun Kedung Dendeng sekitar pukul 08.30 WIB. Warga bergantian menggotong Pardi melalui jalan berlumpur dengan kontur naik dan turun sekitar 8 Km untuk menuju Dusun Brangkal. Jalan tanah selebar 3,5 meter itu membelah hutan dan perkebunan.

"Ditandu dari rumah mau dibawa ke RSUD Ploso, Jombang. Karena mobil tidak bisa lewat. Kondisi jalan berlumpur, licin dan naik turun. Jaraknya sekitar 8 Km dari Kedung Dendeng ke Dusun Brangkal," ungkap pria yang juga menjabat Kasi Kesejahteraan Rakyat Desa Jipurapah ini.

Warga membutuhkan waktu sekitar 2 jam berjalan kaki dari Dusun Kedung Dendeng sampai ke Dusun Brangkal. Selanjutnya, Pardi diangkut menggunakan mobil siaga desa menuju ke RSUD Ploso. Ironis memang, sebab sampai saat ini jalan yang menjadi akses utama warga Dusun Kedung Dendeng itu tak kunjung dibangun.

"Itu jalur utama, tidak ada akses lain. Kalau kondisi jalan dari dulu sejak saya belum lahir sudah seperti itu. Kesulitannya harus jalan pelan-pelan karena jalan berlumpur dan licin agar bapak tidak jatuh. Kedalaman lumpur sampai selutut," terang Leo.

Sampai sore ini, Pardi masih menjalani perawatan di RSUD Ploso. Kabar baiknya, kondisi Pardi kini lebih baik dari sebelumnya.

"Alhamdulillah bapak sudah agak membaik. Belum tahu kapan akan pulang, saya sedang di rumah sakit menjaga bapak," tandas Leo.

Tidak hanya Pardi, setiap ada warga Dusun Kedung Dendeng yang sakit cukup parah, juga harus ditandu melalui jalur yang sama. Karena kondisi jalan yang berlumpur tidak bisa dilalui mobil maupun sepeda motor selama musim hujan. Begitu pula ketika ada penduduk Kedung Dendeng yang meninggal dunia di rumah sakit, jenazahnya juga harus ditandu dari Dusun Brangkal ke rumah duka.

"Kalau musim kemarau warga sini gotong-royong membenahi jalan. Sehingga bisa dilalui kendaraan," tutur Leo

Bahu membahu memikul orang sakit atau meninggal dunia, kata Leo, sudah menjadi tradisi masyarakat Dusun Kedung Dendeng. Mereka berinisiatif membantu tetangganya yang sedang kesusahan tanpa harus diminta. Ia berharap, penderitaan warga ini segera berakhir. Satu-satunya solusi adalah pemerintah harus membangun jalan penghubung Kedung Dendeng dengan Brangkal.

"Kami tidak butuh jalan mulus, cukup diratakan dan dipadatkan pakai sirtu saja sudah senang. Kalau jalannya bisa dilalui, mobil siaga desa bisa masuk. Sehingga tidak terulang lagi," tegasnya.

Kepala Desa Jipurapah Hadi Sucipto membenarkan peristiwa tersebut. Warga Kedung Dendeng terpaksa menandu Pardi melalui jalan berlumpur sekitar 8 Km karena jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Jalur Kedung Dendeng-Brangkal hanya bisa dilalui kendaraan selama kemarau.

"Ditandu karena jalannya berlumpur, tidak bisa dilalui mobil. Sakitnya sudah 1 minggu tak bisa jalan, lalu dibawa ke rumah sakit," terangnya.

Akses jalan yang memprihatinkan ini sejatinya mulai mendapat perhatian dari Pemkab Jombang. Menurut Hadi, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran Rp 500 juta tahun 2022. Hanya saja, dana itu hanya cukup untuk membangun jalan paving sekitar 450 meter dari Dusun Brangkal ke arah Kedung Dendeng. Padahal, panjang jalan yang butuh dibangun sekitar 8 Km atau 8.000 meter.

Untuk tahun ini, Hadi memperkirakan alokasi anggaran akan tetap sama Rp 500 juta. Jika kembali digunakan membangun jalan paving, volume yang didapatkan tidak akan lebih dari 450 meter. Oleh sebab itu, pihaknya mengusulkan anggaran tersebut untuk pemadatan jalan saja. Sehingga jalan yang bisa dilalui akan lebih panjang dibandingkan anggaran itu untuk pavingisasi.

"Kalau dana Rp 500 juta per tahun, saya perkirakan sampai Kedung Dendeng butuh 20 tahun. Sampai kapan warga kami menderita. Harapan kami tidak butuh jalan mulus, yang penting bisa dilalui sepeda motor dan mobil. Sehingga kalau ada orang sakit mudah membawanya berobat," tandasnya



Hide Ads