Buruknya infrastruktur jalan di Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Jombang yang menyengsarakan warga kembali viral di media sosial. Kali ini warga harus bersusah payah melewati jalan berlumpur sejauh 8 kilometer untuk menandu orang sakit.
"Mau berobat aja butuh perjuangan dari Dusun Kedung Dendeng, Jipurapah Plandakan Jombang tolong pak bupati jalannya di perbaiki," tulis caption di postingan itu.
Video viral berdurasi 30 detik ini memperlihatkan perjuangan warga Dusun Kedung Dendeng, Desa Jipurapah menandu tetangga mereka bernama Pardi (49). Karena Pardi sedang sakit cukup parah sehingga harus segera dibawa berobat ke rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat Pardi ditandu menggunakan kursi dari bambu dengan alas tikar. Kemudian sisi kanan dan kiri kursi itu diikat pada 2 batang kayu untuk mengangkatnya.
Warga harus bersusah payah menggotong Pardi melalui jalan berlumpur di tengah hutan dan perkebunan. Pardi juga dinaungi payung untuk melindunginya dari terik matahari.
Ternyata video viral ini direkam warga pada Senin (20/2/2023). Putra tunggal Pardi, Leo Budiono Sudrajat (38) mengatakan ada sekitar 20 warga Dusun Kedung Dendeng yang terlibat menandu ayahnya menuju Dusun Brangkal, Desa Jipurapah.
"Bapak saya sakit komplikasi sudah lama, sekitar 2 tahun, ada luka di tangan kiri hingga bengkak dan melepuh, sakitnya di tangan sekitar 2 pekan lalu," kata Leo kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).
Pria yang juga menjabat Kasi Kesejahteraan Rakyat Desa Jipurapah ini menjelaskan ayahnya ditandu dari rumahnya di Dusun Kedung Dendeng sekitar pukul 08.30 WIB.
Warga bergantian menggotong Pardi melalui jalan berlumpur dengan kontur naik dan turun sekitar 8 Km untuk menuju Dusun Brangkal. Jalan tanah selebar 3,5 meter itu membelah hutan dan perkebunan.
"Ditandu dari rumah mau dibawa ke RSUD Ploso, Jombang. Karena mobil tidak bisa lewat. Kondisi jalan berlumpur, licin dan naik turun. Jaraknya sekitar 8 Km dari Kedung Dendeng ke Dusun Brangkal," ungkapnya.
Warga membutuhkan waktu sekitar 2 jam berjalan kaki dari Dusun Kedung Dendeng sampai ke Dusun Brangkal. Selanjutnya, Pardi diangkut naik mobil siaga desa menuju ke RSUD Ploso. Ironisnya, sampai saat ini jalan yang menjadi akses utama warga Dusun Kedung Dendeng itu tak kunjung dibangun.
"Itu jalur utama, tidak ada akses lain. Kalau kondisi jalan dari dulu sejak saya belum lahir sudah seperti itu. Kesulitannya harus jalan pelan-pelan karena jalan berlumpur dan licin supaya bapak tidak jatuh. Kedalaman lumpurnya sampai selutut," terang Leo.
Sampai sore ini, Pardi masih menjalani perawatan di RSUD Ploso. Menurut Leo, kondisi ayahnya sudah agak membaik. "Alhamdulillah bapak sudah agak membaik. Belum tahu kapan akan pulang. Saya sedang di rumah sakit menjaga bapak," jelasnya.
Tidak hanya Pardi, setiap ada warga Dusun Kedung Dendeng yang sakit cukup parah juga harus ditandu melalui jalur yang sama. Karena kondisi jalan yang berlumpur tidak bisa dilalui mobil maupun sepeda motor selama musim hujan.
Begitu pula ketika ada penduduk Kedung Dendeng yang meninggal di rumah sakit. Jenazahnya juga harus ditandu ketika memasuki Dusun Brangkal untuk menuju ke rumah duka.
"Kalau musim kemarau warga sini gotong-royong membenahi jalan. Sehingga bisa dilalui kendaraan," tutur Leo
Bahu membahu memikul orang sakit atau meninggal dunia, kata Leo, sudah menjadi tradisi masyarakat Dusun Kedung Dendeng. Mereka berinisiatif membantu tetangganya yang sedang kesusahan tanpa harus diminta.
(dpe/iwd)