Dampak banjir di Lamongan akibat luapan Bengawan Njero semakin meluas. Tercatat sebanyak 5 ribu rumah warga dan 51 gedung sekolah di 6 kecamatan terendam banjir.
Data yang dihimpun dari BPBD Lamongan banjir luapan Bengawan Njero ini telah melanda sejumlah 42 desa. Ketinggian bervariasi antara 20 cm hingga 50 cm.
"Banjir akibat meluapnya sungai Bengawan Njero terjadi di 42 desa di 6 kecamatan di Lamongan dengan jumlah rumah terendam lebih dari 5 ribu rumah," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan Muhammad Muslimin kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan gedung sekolah yang sebelumnya hanya 24 kini bertambah menjadi 51 unit. Sekolah terbanyak terendam banjir berada di Kecamatan Deket dengan 11 SD dan 3 PAUD/TK, disusul Kecamatan Kalitengah dengan 8 SD dan PAUD/TK.
Lalu Kecamatan Karangbinangun 9 SD dan 3 PAUD/TK. Lalu Kecamatan Turi 4 SD dan 3 PAUD/TK, serta Kecamatan Glagah dengan 4 SD dan 1 PAUD/TK.
Menurut Msulimin, BPBD Lamongan bersama instansi terkait telah melakukan langkah-langkah pengendalian untuk mengatasi banjir ini. Antara lain mengaktifkan operasional pompa banjir di stasiun pompa Kuro dan Melik, melakukan koordinasi aktif dengan PJT dalam pemantauan elevasi Bengawan Solo di wilayah hulu.
"Kami juga melakukan pemantauan rutin di desa-desa yang terdampak genangan serta koordinasi dan komunikasi aktif ke desa dan kecamatan di wilayah Bengawan Njero," ungkap Muslimin.
BPBD Lamongan, lanjut Muslimin, juga selalu menyampaikan informasi cuaca terkini kepada jajaran terkait dan para kepala desa. Hal ini dilakukan agar semua pihak selalu siap siaga terhadap kondisi wilayahnya masing-masing.
Dari pantauan detikJatim, warga tampak melakukan cuci peralatan dapur memakai air kotor. Mereka mengaku tidak ada suplai air bersih selama banjir menerjang.
"Ya gimana lagi, tiap tahun ya gini terus, banjir terus, nyuci panci, sendok piring ya pakai air ini (Air banjir)," jelas Yuni (38) warga Kecamatan Karangbinangun.
(abq/fat)