Sebanyak 24 lembaga pendidikan di Lamongan terdampak banjir akibat meluapnya Bengawan Njero. Ke-24 lembaga pendidikan ini tersebar di 5 kecamatan di Lamongan.
Data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan Lamongan menyebutkan, ada sebanyak 24 lembaga pendidikan PAUD dan SD di 5 kecamatan di Lamongan yang terimbas luapan Bengawan Njero.
Rinciannya, untuk Kecamatan Karangbinangun diantaranya berimbas ke SDN 1 Ketapangtelu, SDN 2 Ketapangtelu, SDN Sukorejo, SDN Waruk, SDN Somowinangun, SDN Karanggayam dan SDN Pendowolimo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Kecamatan Deket luapan Bengawan Njero terjadi di SDN 1, Sidomulyo, SDN Weduni, SDN Tukkerto, TK dan KB Pertiwi Weduni, TK dan KB Roudlotul Atfal Tukkerto dan TK dan KB Mekar Mulyo 2 Sidomulyo," kata Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Munif Syarif kepada wartawan, Selasa (21/3/2023).
Munif memaparkan kecamatan lain yang juga terimbas adalah Kecamatan Turi ada 3 lembaga pendidikan yang terimbas luapan Bengawan Njero yaitu SDN Turi, SDN Kemlagigede, SDN Putatkumpul 1 dan SDN Putatkumpul 2. Kecamatan selanjutnya adalah Kecamatan Kalitengah dimana banjir berimbas di 4 lembaga pendidikan yaitu SDN Pucangtelu, SDN Somosari, SDN Tiwet dan SDN Jelak Catur.
"Selanjutnya adalah Kecamatan Glagah dimana ada 6 lembaga pendidikan yang terimbas, yaitu SDN Soko, SDN Pasi 2, SDN Gempolpendowo, SDN Rayunggumuk, SDN Menganti 1 dan SDN Menganti 2," rincinya.
Munif mengungkapkan pihaknya juga telah melihat langsung dengan berkunjung ke lokasi-lokasi dimana lembaga pendidikan yang terimbas banjir ini. Dari pantauan jelas Munif, ada sebagian kelas yang masih bisa digunakan dan juga ada yang tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar.
"Alhamdulillah sempat mengunjungi lembaga SD yang ada di wilayah Kecamatan Karangbinangun di mana ada 7 lembaga pendidikan yang terimbas dan ada sebagian kelas yang masih bisa digunakan dan juga yang tidak bisa digunakan untuk proses belajar mengajar," jelasnya.
Sedangkan untuk proses belajar mengajar, Munif menyebut akan tetap dioptimalkan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di desa.
"Intinya bahwa pemerintah baik desa, kecamatan maupun kabupaten tetap mengupayakan semaksimal mungkin proses belajar tetap dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di desa atau bisa diberikan pembelajaran secara daring," tandasnya.
Salah satu lembaga pendidikan yang terimbas luapan anak sungai Bengawan Solo ini adalah Mts Khozainul Ulum yang ada di Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah. Sekolah ini, menurut kepala sekolah Abdul Aziz sudah seminggu ini kebanjiran hingga lebih dari lutut orang dewasa.
Pekan ini, sekolah diliburkan karena kondisi banjir dan para siswanya diminta untuk belajar di rumah masing-masing dengan pengawasan orang tua. "Karena banjir terlalu dalam, karena nanti kalau dipaksakan untuk kegiatan belajar mengajar akan bisa membahayakan," ucap Aziz.
(abq/iwd)