Setelah terjadinya banjir lahar dingin Gunung Semeru, jalur penyeberangan Curah Kobokan, Supiturang, Pronojiwo, Lumajang bisa kembali dilewati kendaraan. Jalur itu sudah terlihat padat kendaraan yang mau menyeberang.
Hal itu sebagaimana ditunjukkan melalui unggahan video di akun Twitter @info_semeru yang diambil dari kiriman akun pejuang rupiah.
"Curah Kobokan saat ini sudah bisa dilewati kendaraan. Yang diutamakan roda dua agar tidak terjadi kemacetan," demikian sebut pembuat video seperti dilihat detikJatim, Senin (13/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak di dalam video tersebut dua alat berat ekskavator sedang mengeruk tanah. Sementara itu banyak kendaraan sepeda motor maupun mobil yang melintas.
Tidak hanya itu, dari sebelah utara terlihat pula sejumlah kendaraan roda empat atau lebih seperti mobil dan truk yang mengantre untuk menyeberangi sungai Besuk Kobokan.
"Pagi ini, Senin 13 Februari 2023, full padat yang dari utara juga banyak yang melintasi kali," ujar pembuat video itu.
Jalur Curah Kobokan adalah jalur alternatif pengendara baik dari Lumajang ke Malang Selatan. Di jalur yang tidak biasa ini kendaraan harus menyeberangi aliran lahar dingin.
Kendaraan harus melalui jalan berpasir dan dua sungai. Yakni Besuk Kobokan dan Besuk Lanang. Setiap kali banjir lahar dingin mengalir deras usai hujan atau erupsi, jalur ini seringkali ditutup.
Sebelumnya, banjir lahar Gunung Semeru menerjang sungai Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang pada Minggu (12/2/2023).
Banjir lahar hujan ini terjadi setelah kawasan gunung Semeru diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Tidak hanya itu banjir lahar ini juga mengakibatkan letusan sekunder yang mengeluarkan asap.
Petugas dari BPBD Lumajang mengimbau agar warga di sekitar bantaran sungai meningkatkan kewaspadaan saat terjadi banjir lahar Semeru.
"Kami mengimbau kepada warga yang berada di sekitar bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan saat terjadi banjir lahar Gunung Semeru " ujar Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo kepada detikJatim, Minggu (12/2/2023).
Selain itu, para penambang pasir dan batu juga diminta menghentikan aktivitas jika terjadi banjir lahar Gunung Semeru karena bisa membahayakan keselamatan.
Hingga kini status Gunung Semeru masih level tiga atau siaga.
(dpe/fat)