Warga menyeberangi derasnya arus banjir lahar dingin di Sungai Regoyo, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Mereka harus ekstra hati-hati saat melintasi sungai sepanjang 30 meter tersebut karena berisiko terseret arus yang kuat.
Meskipun arus sungai deras, warga tetap nekat menyeberang karena sungai ini merupakan jalur utama mereka untuk beraktivitas sehari-hari, seperti pergi ke ladang atau desa seberang.
Tak jarang, motor warga mati di tengah sungai akibat terendam air. Dalam kondisi tersebut, mereka terpaksa mendorong motor hingga mencapai seberang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mau ke sawah, jadi terpaksa lewat aliran lahar ini. Kalau lewat jalan lain, jaraknya lebih jauh, sedangkan lewat sini lebih dekat," ujar salah satu warga, Su'eb, kepada detikJatim, Minggu (16/2/2025).
Hal serupa disampaikan oleh Lukman, seorang warga yang terpantau detikjatim ikut menyebrang di antara derasnya aliran air.
"Saya mau merumput untuk pakan ternak. Jika lewat sini, jaraknya lebih dekat dibandingkan jalur lain," terang Lukman.
Warga memilih menyeberangi sungai karena jarak tempuh yang lebih singkat. Jika menggunakan jembatan penyeberangan, mereka harus memutar sejauh lima kilometer. Hal ini sangat berbahaya mengingat aliran lahar dingin menambah derasnya arus dan volume aliran sungai.
(ihc/iwd)