Selama 2022 ada sejumlah fenomena alam dan cuaca yang terjadi di Jawa Timur. Khususnya di kawasan perairan. Namun, BMKG menyebut fenomena alam sepanjang tahun itu tidak ada yang terlalu signifikan atau ekstrem, kecuali selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
Ragam fenomena alam yang terjadi di Jatim selama 2022 itu meliputi puting beliung hingga banjir rob. BMKG tetap memberikan peringatan tapi lebih menekankan kewaspadaan pada fenomena alam yang terjadi selama Nataru.
"Kalau di perairan Jatim selama tahun 2022 tidak ada yang signifikan, hanya pasca Nataru kemarin sempat cuaca ekstrem," kata Prakirawan Stasiun Metereologi Maritim Tanjung Perak Surabaya Sutarno kepada detikJatim, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutarno juga tidak memungkiri adanya gelombang tinggi melanda perairan atau kawasan pesisir Jatim. Begitu juga di Surabaya Raya (Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya).
"Gelombang tinggi di laut jawa 2,5 sampai 4,3 meter mulai tanggal 22 Desember 2022 sampai 6 Januari 2023 kemarin," ujarnya.
Tak ayal, sejumlah pelayaran atau kapal yang hendak berlabuh maupun berlayar mengalami kendala. Terlebih ke sejumlah pulau kecil dengan gelombang tinggi.
"Akibatnya, penyeberangan ke Masalembo, Sapudi, Kangean, Raas, dan Bawean lebih 2 minggu tidak ada kapal yang berlayar. Sampai-sampai wilayah kepulauan mengalami kelangkaan bahan pokok lalu dibantu oleh Kapal Suharso milik angkatan laut," katanya.
Di balik fenomena itu Sutarno mengaku bersyukur imbauan dan sosialisasi BMKG secara daring maupun langsung disambut baik oleh masyarakat. Termasuk sejumlah stakeholder kemaritiman yang rupanya juga menyikapi imbauan itu dengan tindakan yang tepat.
"Alhamdulilah, wilayah Jatim tidak ada laka laut karena pelayaran seluruhnya distop oleh Syahbandar dengan mengacu data BMKG," ujarnya.
(dpe/fat)