Selama kurang lebih 3 pekan, nelayan di wilayah Trenggalek tidak melaut dampak cuaca ekstrem. Namun sebagian nelayan nekat melaut untuk mendapat ikan lalu dijual. Ini menjaga agar tetap mendapat penghasilan atau pemasukan.
Kepala Syahbandar Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi (PPN) Prigi, Abdul Razak, mengakui beberapa nelayan yang nekat melaut hanya di kawasan dalam Teluk Prigi.
"Paling kalau melaut cuma sekitar sini saja, kurang dari dua mil, nggak sampai keluar teluk," kata Abdul Razak saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (4/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya sudah mengimbau para nelayan selalu memperhatikan kondisi cuaca saat melaut, demi keamanan dan keselamatan.
Dia juga mengaku sudah memperingatkan para nelayan agar tidak melaut. Sebab saat ini kondisi gelombang laut di luar Teluk Prigi mencapai 2,5 sampai dengan 4 meter.
Kondisi dinilai cukup berbahaya untuk aktivitas pelayaran nelayan, terlebih jika terjadi hujan deras dan angin kencang.
"Selain gelombang tinggi, kondisi cuaca di tengah laut dapat berubah dengan cepat. Awalnya cerah tiba-tiba hujan deras. Kondisi ini mempengaruhi kuat arus, angin dan gelombang," ujarnya.
Pihaknya sudah melarang aktivitas melaut tersebut sesuai dengan imbauan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Surabaya.
"Sebagian besar nelayan Prigi tidak melaut, karena kondisi cuaca buruk di perairan selatan terutama di luar teluk. Kebetulan teman-teman nelayan dan stakeholder sudah nge-link dengan BMKG maritim lewat grup, sehingga ketika ada informasi langsung tersampaikan," tambahnya.
Abdul Razak, menambahkan meski terdampak cuaca ekstrem secara perekonomian tidak terlalu berpengaruh secara signifikan. Sebab, rata-rata nelayan yang beroperasi di Teluk Prigi memiliki pekerjaan ganda sebagai petani maupun tukang bangunan.
"Kalau bulan-bulan ini sampai pertengahan tahun untuk nelayan pinggir memang belum musim ikan. Saat sepi ikan sebagian nelayan beraktivitas di hutan, kalau nggak itu ya kerja bangunan," jelasnya.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News.
(abq/fat)