8 Fakta 4 Pelajar Pacaran Nekat Kabur 10 Hari Hidup di Tempat Angker-Dibogem

8 Fakta 4 Pelajar Pacaran Nekat Kabur 10 Hari Hidup di Tempat Angker-Dibogem

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Kamis, 01 Des 2022 10:39 WIB
3 dari 4 pelajar Pasuruan yang hilang saat ditemukan di Dusun Carat
4 Pelajar hilang diamankan (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Surabaya - Orangtua mana yang tidak khawatir saat anak perempuannya tidak pulang selama 10 hari tanpa kabar. Apalagi kepergiannya dengan teman prianya.

Alhasil, orangtua si perempuan murka. Bogem mentah pun melayang. Ini terjadi saat menggerebek 4 pelajar Pasuruan saling berpacaran itu di Pos Pengecekan Kali Brantas di Dusun/Desa Carat, Gempol, Pasuruan.

Penggerebekan dilakukan polisi-TNI dan orangtua perempuan.

Berikut fakta-faktanya:

1. Empat Pelajar Hilang 10 Hari Berniat Kabur dengan Jual 3 HP

Empat pelajar Pasuruan yang diketahui saling berpacaran ini benar-benar niat untuk kabur dari rumah masing-masing demi hidup bersama. Selama 10 hari menghilang mereka bertahan hidup dengan uang dari hasil menjual HP.

Ketika uang hasil menjual 3 HP itu habis, mereka akhirnya kembali ke Pasuruan. Tapi tidak benar-benar pulang ke rumah masing-masing. Mereka tetap tinggal bersama-sama di sebuah tempat terpencil di Dusun Carat, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Pasuruan. Seolah tak peduli bahwa orang tua mereka sedang mencarinya.

Kanit Reskrim Polsek Gempol Iptu Khoirul Anam mengatakan keempat pelajar itu usai kabur dari rumah masing-masing bertemu di sebuah warung kopi di kawasan Trawas, Mojokerto. Di sana mereka memutuskan untuk menjual 3 HP untuk bisa pergi ke sejumlah lokasi bersama-sama.

2. 10 Hari Menghilang 4 Pelajar Hidup Berpindah-pindah

Selama 10 hari menghilang, 4 pelajar Pasuruan itu berpindah-pindah tempat dari Mojokerto hingga Kota Batu.

Kanit Reskrim Polsek Gempol Iptu Khoirul Anam mengatakan keempat pelajar itu usai kabur dari rumah masing-masing berboncengan naik Honda Tiger dan Honda Scoopy. Lokasi pertama yang mereka tuju setelah dari Trawas yakni di yakni Pandaan, Pasuruan. Khoirul tidak menjelaskan detail ke tempat apa mereka di Pandaan saat itu.

Setelah dari Pandaan mereka kembali ke arah Prigen, Pasuruan. Tidak jelas juga apakah mereka mengunjungi tempat wisata atau tempat apa. Lalu dari sana mereka bertolak ke Songgoriti, Kota Batu.

"Dari Prigen itu mereka menuju ke Songgoriti, Kota Batu. Setelah kehabisan uang, akhirnya mereka kembali menuju ke Desa Carat, Gempol," ujarnya.

3. 4 Pelajar Kehabisan Uang Pilih Hidup di Dusun Terpencil

Setelah kehabisan uang, 4 pelajar Pasuruan ini tak juga pulang. Mereka tetap tinggal bersama-sama di sebuah tempat terpencil Dusun Carat, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Pasuruan. Yakni pos pengecekan atau pemantauan Kali Brantas peninggalan Belanda.

"Kondisi bangunan itu sangat kotor sekali. Anehnya mereka sangat nyaman berada di tempat itu. Bangunan itu juga angker dan tempatnya ular," kata Sutoko, salah satu warga Dusun Carat.

Berdasarkan pengamatan warga dan pengakuan para pelajar itu, mereka sering berpindah tempat untuk mengelabui warga. Saat siang mereka berteduh di pos pengecekan air itu. Saat malam hari mereka tidur di Situs Sumur Lantung. Kedua tempat itu sangat jarang dikunjungi warga.

4. Motif Para Pelajar Belum Diketahui

Hingga kini belum diketahui motif mereka kabur dan menghilang 10 hari. Apalagi mereka memiliki ide menjual HP dan hidup berpindah-pindah.

Usai penggerebekan itu keempat pemuda diamankan di Polsek Gempol. Mereka sempat diperiksa dan dimintai keterangan. Hingga akhirnya penanganan dilimpahkan ke Polres Pasuruan.

5. 4 Pelajar Hidup di Pos Pemantauan Kali Brantas Dikenal Angker

Empat pelajar Pasuruan yang hilang 10 hari ditemukan di Pos Pengecekan Kali Brantas di dekat Situs Sumur Lantung di Dusun/Desa Carat, Kecamatan Gempol, Pasuruan. Padahal, warga menganggap lokasi itu angker dan tempatnya ular.

Kedua lokasi itu cukup terpencil dari pemukiman warga. Jaraknya antara 6 hingga 8 kilometer dan memang sudah jarang dikunjungi warga kecuali untuk mencari rumput pakan ternak.

Pantauan detikJatim, akses menuju ke dua lokasi itu juga cukup sulit. Kanan kiri jalan menuju lokasi itu merupakan ladang tebu. Sementara jalan menuju lokasi itu ditumbuhi rerumputan yang cukup tinggi.

6. Satu Pelajar Laki-laki Dihadiahi Bogem Mentah Ortu Perempuan

Keluarga pelajar perempuan yang hilang 10 hari itu benar-benar murka. Saat ikut menggerebek 4 pelajar itu bersama warga Dusun Carat/Desa Carat, Gempol, Pasuruan salah satu pelajar laki-laki sampai dipukul.

"Saat penggerebekan itu pihak keluarga siswi sempat marah, dan secara spontan memukul (salah satu) siswa laki-laki," kata Sutoko, salah satu warga Dusun Carat kepada detikJatim, Selasa (29/11/2022).

Penggerebekan 4 pelajar salah satu SMK yang dilaporkan hilang itu terjadi pada Senin (28/11/2022). Para pelajar itu digerebek di sebuah pos pemantauan Kali Brantas peninggalan Belanda di dusun tersebut.

Pos pengecekan Kali Brantas dan Situs Lantung tempat 4 pelajar Pasuruan yang hilang ditemukanPos Pengecekan Kali Brantas dan Situs Lantung tempat 4 pelajar hilang/ Foto: Suparno/detikJatim

7. Hilangnya Empat Pelajar Berujung Laporan Pidana

Empat pelajar salah satu SMK di Beji, Pasuruan yang hilang berbuntut panjang. Orang tua pelajar perempuan melaporkan dugaan pidana oleh pelajar laki-laki ke pihak kepolisian.

Laporan dilayangkan karena pelajar laki-laki menduga melakukan pidana melarikan anak di bawah umur. Polisi pun mengawali penyelidikan dengan menerapkan visum terhadap kedua pelajar perempuan.

8. Kasus 4 Pelajar Menghilang 10 Hari Ditangani Unit PPA Pasuruan

Laporan keluarga salah satu pelajar perempuan ke polisi terkait dugaan pidana membawa lari anak di bawah umur, ditangani unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pasuruan.

"Kasusnya sudah dilaporkan ke Polres Pasuruan. Saat ini ditangani Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak). Masih penyelidikan," ujar KBO Satreskrim Polres Pasuruan Iptu Sunarti, Selasa (29/11/2022).

Sunarti menyebutkan bahwa orang tua pelajar perempuan itu melayangkan laporan tentang dugaan pidana membawa lari anak di bawah umur.

"Kasusnya sudah dilaporkan ke Polres Pasuruan. Saat ini ditangani Unit PPA. Masih penyelidikan. Laporan kami tindak lanjuti dengan melakukan visum. Nanti perkembangan hasilnya kami sampaikan," ujarnya. (dte/fat)



Hide Ads