Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menciptakan inovasi pengolahan limbah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Mereka membuat jam tangan dengan bahan baku ampas kopi.
Berawal dari suka nongkrong di kafe atau warung kopi, 5 mahasiswa UM mempunyai ide untuk memanfaatkan ampas kopi. Kelima mahasiswa tersebut adalah Dwi Suryo Sumbodo, Frans Goesmar Prabunata, Silvi Tri Oktavia, Dhea Risma Pramestasari, dan M Riyan Bagus Widyanto.
"Awalnya kami seperti anak muda pada umumnya, suka nongkrong ngopi. Saat itu melihat ampas kopi banyak dibuang begitu saja itu sayang. Jadi kita cari cara untuk memanfaatkan limbah kopi itu," terang Dwi yang jadi ketua tim penelitian itu kepada detikJatim, Senin (21/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ngopi dan fesyen itu sangat digandrungi anak muda, apalagi juga sempat ramai Citayam Fashion Week. Dari situ, kami kepikiran untuk mengombinasikan dua hal itu menjadi satu produk," sambungnya.
Setelah muncul ide tersebut, kelima mahasiswa itu mulai serius untuk merealisasikannya melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Proposal yang diajukan kepada Kemendikbud RI lolos dan mendapat bantuan pendanaan.
Selama beberapa bulan, proses uji coba pembuatan jam tangan dari ampas kopi dilakukan hingga akhirnya membuahkan hasil pada bulan ke tiga. Lima mahasiswa itu berhasil membuat produk jam tangan dari ampas kopi.
![]() |
"Yang dibuat dari ampas kopi adalah head-nya. Tidak jauh berbeda dengan pembuatan jam kayu, cuma bahan dasarnya dari ampas kopi, bukan kayu. Jadi ampas kopi dihaluskan dan dikasih perekat hingga menjadi balok," papar Dwi.
Dwi melanjutkan, selama pembuatan jam tangan dari ampas kopi, waktu memang waktu paling lama yang dihabiskan adalah saat memadatkan ampas kopi lalu membentuknya menjadi bentuk jam.
"Buat balok itu butuh waktu tiga hari, terus dibentuk jadi head jam tangan. Sedangkan di bagian strep-nya kita kasih dua motif yang biasanya dipakai di keris, pengin produk kita itu membawa energi positif bagi pemilik dan pembuatnya," lanjutnya.
Selama tiga bulan berjalan, mulai proses awal pada September 2022 hingga November 2022, ada sebanyak 50 produk jam tangan dari ampas kopi yang telah dibuat. Pemasaran dilakukan melalui online shop maupun offline.
"Dari 50 produk itu sudah terjual sekitar 42-an. Dengan harga per produk itu Rp 350 ribu. Kalau dihitung-hitung untuk 20 produk, jam itu menghabiskan sekitar 5 kg ampas kopi," tuturnya.
Dwi bersama timnya berencana mengembangkan inovasi jam tangan dari ampas kopi tersebut.
"Kan sekarang cuman head-nya aja yang pakai bahan dasar dari ampas kopi. Ke depan mau kita buat strep-nya juga bahan dasar dari ampas kopi. Selain itu, motif di strep juga akan kita tambah lagi biar lebih beragam," tandasnya.
(abq/dte)