Dunia kerja pertambangan selama ini identik dengan kaum pria. Namun hal itu tak berlaku pada Desynta Eka Fitriani dan Ella Dwi Safitri. Keduanya merupakan operator alat berat di perusahaan tambang emas PT Bumi Suksesindo (BSI).
Lalu bagaimana kisahnya hingga keduanya bisa terjun bekerja di pertambangan?
Desynta Eka Fitria berasal Dusun Rejoagung, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Ia sudah dua tahun mengambil peran pekerjaan khas lelaki itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap-hari, ia mengoperasikan articulated dump truck (ADT) 745 yang berguna untuk mengangkat ore dengan kapasitas yang tak main-main, yakni 40 ton. Alumnus SMAN 1 Pesanggaran ini bergabung menjadi karyawan PT BSI melalui program Green Operator Training yang diadakan oleh operator tambang emas anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Desynta menuturkan awal ia bekerja setelah pekerjaan sebelumnya terimbas pandemi COVID-19. Saat itu kemudian datang tawaran bekerja di PT BSI. Ia kemudian mencoba mengikuti pelatihan dan lolos dalam seleksi.
"Ingin mencoba hal baru karena perempuan juga bisa berlatih mengoperasikan alat berat dan menjadi operator yang kompeten," kata Desynta kepada wartawan, Rabu (9/11/2022).
Desynta menambahkan ia mengikuti pelatihan selama 6 bulan. Menurutnya pelatihan yang diikuti tak semudah yang dibayangkannya. Sebab sejumlah materi pelatihan harus benar-benar dikuasai. Tapi keinginan dan tekadnya akhirnya mengantarkannya lolos pelatihan. Ia lolos bersama kelima temannya.
Pada awalnya, para green operator ini harus didampingi instruktur saat mengoperasikan ADT. Hal ini yang membuat Desynta merasa nyaman saat bekerja di lingkungan tambang PT BSI.
Tak hanya itu, pekerjaan tambang ini jauh dari diskriminasi yang memang rata-rata para operator senior yang semuanya didominasi oleh laki-laki. Meski perempuan, Desynta, tetap diterima dan dihargai sebagai operator seperti operator lainnya. "Mereka membantu saya jika sedang mengalami kesulitan dalam hal pekerjaan," tuturnya.
Senada, Ella Dwi Safitri operator perempuan lain juga merasakan yang sama dengan Desynta. Warga Dusun Pancer bahkan mengaku suasana kerja sudah seperti keluarga sendiri.