"Sejak 4 Oktober SK Kesiapsiagaan dari ibu Wali Kota sudah turun. Sejak saat itu kita aktivasi 12 EWS longsor yang kita punya dan kita monitor," ujar Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedaya, kepada detikJatim, Rabu (6/10/2022).
Berdasarkan data BPBD Kota Batu, 12 EWS tersebut terpasang di Dusun Jurang Kuali, Dusun Lemah Putih, Dusun Kekep, Dusun Payan, Dusun Krungkuk.
Kemudian, Dusun Punten, Dusun Ngebrun, Dusun Jantur, Dusun Baru Atas, Dusun Brau Bawah. Untuk di Dusun Sumberejo rencananya ada dua EWS, tapi yang masih terpasang hanya satu.
"Dominasi di Kecamatan Bumiaji. Karena potensi tanah longsor dari 10 desa/kelurahan 6 berada di kecamatan Bumiaji, 4 di kecamatan batu. Intinya kita sudah melakukan kesiapsiagaan," kata Agung.
Selain monitoring EWS, BPBD Kota Batu juga menambah personel di posko kesiapsiagaan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB).
"Di posko sebelumnya ada 5 personel yang kemudian kita tambah 5 personel lagi, jadi total 10. Personel tambaha itu terdiri dari TRC, Pusdalops dan Logistik peralatan," ucap dia.
Agung juga mengaku telah berkoordinasi dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Batu untuk menyamakan persepsi untuk kesiapsiagaan saat menghadapi bencana.
"Jadi kita sudah menyamakan pemahaman dan persepsi untuk kesiapsiagaan, bila ada kebencanaan, masing-masing direkomendasi itu intinya sudah siap," tuturnya.
Sementara berdasarkan data BPBD, di Kota Batu sejak Januari 2022 sampai Juni 2022 telah terjadi sebanyak 78 bencana baik tanah longsor, pohon tumbang, luapan banjir, hingga tanah ambles.
"Kalau di bulan Juli dan Agustus nihil bencana, kemudian di September ada 4 dan Oktober ini karena intensitas curah hujan tinggi bencana lebih banyak terjadi sebayak 29 kejadian dan data bisa bertambah karena bulan ini masih berjalan," tandasnya.
(dpe/fat)