Kisah Pilu Kakek Jutawan Tinggal Sebatang Kara di Atas Becak

Jatim Flashback

Kisah Pilu Kakek Jutawan Tinggal Sebatang Kara di Atas Becak

Tim detikJatim - detikJatim
Sabtu, 08 Okt 2022 09:13 WIB
Asnan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta.
Askan, tukang becak jutawan yang ditemukan meringkuk sakit di becaknya/Foto: Istimewa
Surabaya -

Seorang kakek ditemukan tergeletak lemas di atas becaknya. Tubuh tua dan kurusnya hanya berbalut sarung tipis yang warnanya pudar. Sedang kakinya dibalut celana usang nan kusut.

Tidurnya tampak nyenyak. Meskipun, ia tak bisa leluasa bergerak lantaran lebar becak yang tak terlampau luas. Namun siapa yang tahu, di bawah jok becak sang kakek, tersimpan rapi gulungan uang yang jumlahnya hampir Rp 49 juta. Kisah ini terjadi di Surabaya pada Maret 2018 lalu.

Kakek ini adalah Askan, tukang becak yang ditemukan sakit di sekitar Jalan Teratai samping SDK Gabriel Tambaksari, Surabaya. Saat ditemukan, Askan dalam kondisi panas tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Askan ditemukan anggota karang taruna setempat, Tri Wahyudi pada Rabu (21/3/2018). Ternyata, pria berusia 72 tahun ini memang sehari-hari tinggal di atas becak. Sebelum ditemukan dalam keadaan sakit, dia telah terkulai lemas selama beberapa hari.

"Kita temukan sekitar pukul 1-2-an dalam kondisi demam," ujar Tri Wahyudi.

ADVERTISEMENT

Lalu, para pemuda melaporkan kejadian ini ke Kecamatan Tambaksari. Askan langsung dilarikan ke RSUD Dr Soetomo, sedang Tri bersama rekannya mencoba mencari identitas Askan. Tri ingin menghubungi pihak keluarga Askan.

Asnan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta.Askan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta. Foto: Istimewa

Di becak, banyak ditemukan barang-barang pribadi Askan. Mulai dari perlengkapan mandi seperti sikat gigi hingga sabun. Ada pula beberapa pasang pakaian yang sudah usang.

Kala mencari identitas di sekitar becak, Tri menemukan hal lain. Ada sebuah tas kresek yang berisi setumpuk uang pecahan Rp 2.000 hingga Rp 100 ribu yang digulung dan diikat karet gelang. Melihat ini, dia dan kawannya langsung menghubungi pihak kecamatan untuk mengamankan.

Sampai di kantor kecamatan, petugas mulai menghitung besaran uang milik Askan. Petugas terkejut lantaran dalam tas kresek itu terdapat uang berjumlah Rp 48.970.000.

Askan Menderita TBC

Akhirnya, Askan telah mendapat perawatan di RSUD Dr Soetomo, Jalan Karangmenjangan, Surabaya. Dia didiagnosis menderita penyakit TBC.

Camat Tambaksari saat itu, Ridwan Mubarun mengatakan, Askan ditemukan meringkuk di atas becak dengan bertelanjang dada. Tubuhnya demam tinggi. Namun, Ridwan menyebut, keluarga Askan belum ditemukan.

"Tak ditemukan identitas di becaknya. Hingga saat ini keluarganya belum diketahui," kata Ridwan, Sabtu (24/3/2018).

Asnan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta.Askan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta. Foto: Istimewa

Di RSU dr Soetomo, Askan dirawat dan diisolasi di ruangan khusus karena mengidap tuberkulosis (TBC). Ridwan mengatakan, jika sudah sembuh, Askan rencananya akan ditempatkan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Dia perlu pendampingan dari tim Satuan Tugas (Satgas) TB.

"Pendampingan dalam hal kontrol pengobatan TB-nya," jelas Ridwan.

Sementara itu, uang Rp 48,9 juta milik Askan tengah diamankan di kantor kecamatan. Ridwan menyebut, uang itu aman di dalam brankas. "Diamankan di kantor kecamatan," katai Ridwan.

Dokter ungkap Askan sudah puluhan tahun tinggal di becaknya. Baca halaman selanjutnya!

Beberapa hari usai dirawat di RSU dr Soetomo, kondisi Askan sudah membaik. Namun masih lemah. Tukang becak 'jutawan' itu sempat bicara soal asal dan keberadaan keluarganya.

"Dia bilang dari Jombang. Di sini sama keponakan atau pakdenya, dia ngomongnya ndak jelas," kata Kepala Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dan Humas RSUD Dr Soetomo, Pesta Parulian, Senin (26/3/2018).

Asnan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta.Askan, tukang becak di Surabaya, ditemukan dalam kondisi sakit. Di jok becaknya, ada uang Rp 49 juta. Foto: Istimewa

Menurut Pesta, Askan sudah mau makan meski tidak lahap. Tim RSUD menunggu hasil laboratorium sebelum melakukan tindakan medis. "Pak Askan dirawat di ruangan isolasi. Bukan diisolasi sendirian, tapi di ruangan khusus paru-paru laki-laki," ungkap Pesta.

Dalam pemeriksaan awal, Askan diketahui belum pernah menderita TBC sebelumnya. Maka dari itu, tim medis memulai pengobatan dari awal. Mulai dari pemeriksaan darah hingga dahak. Sementara sampelnya dicek di laboratorium.

Puluhan Tahun Tinggal di Becak

Kepada para dokter, Askan mengaku telah tinggal di becak puluhan tahun. Tak diketahui alasan Askan tinggal di becak. Yang jelas, saat ditemukan warga, dia membawa peralatan mandi seperti sikat gigi, sabun, dan pakaian ganti. Tidak ada KTP atau dokumen lain.

Setelah sebelumnya tidak ditemukan identitas dan pikun, dia akhirnya ingat siapa namanya. Kala itu, Pesta mengatakan Askan sempat mengalami pikun karena kondisinya yang lemah. Hal ini membuatnya tidak nyambung saat ditanya oleh perawat dan dokter yang berjaga.

"Memang sempat mengalami kepikunan karena kondisinya yang waktu itu belum sadar sepenuhnya," tambah Pesta.

Setelah dirawat, Askan sudah bisa berkomunikasi tetapi pengucapannya memang tidak jelas karena faktor usia. Kondisinya juga masih lemas. Dia mengaku lelah dan ingin rebahan saja ketika wartawan mengambil gambar dan menyuruhnya untuk duduk.

Askan mengaku pikun dan dirawat di RSUD Dr Soetomo. Namanya Askan, bukan Asnan.Askan mengaku pikun dan dirawat di RSUD Dr Soetomo. Namanya Askan, bukan Asnan. Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom

Di mana keluarganya? Begini Cerita Askan pada dokter

"Beliau punya istri namun istrinya telah lama meninggal dunia," ujar dokter spesialis paru di RSUD Dr Soetomo dr Arief Bakhtiar Sp.P di RSUD Dr Soetomo, Jalan Mayjen Prof Dr Moestopo, Surabaya, Selasa (27/3/2018).

Supervisor paru di unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Dr Soetomo ini menambahkan, Askan mengaku memiliki dua orang anak. Namun sudah lama dia tidak bertemu dengan anaknya.

"Pak Askan sudah lama tidak bertemu dengan anaknya. Dia juga tidak mengetahui keberadaan anaknya," tambah Arief.

Namun ketika ditanya lebih detail mengenai anaknya, Askan mengaku tidak ingat. Hal ini dimaklumi dokter karena kondisi Askan belum pulih sepenuhnya dan terkadang sering pikun.

Banyak Orang Ngaku Keluarga Askan

Kendati demikian, sejak kabar tentang Askan tersebar, pihak RS mengamati banyak orang yang mengaku-aku sebagai keluarga atau teman dekat Askan. Dalam sehari, jumlahnya mencapai belasan hingga 20-an orang.

Hal ini diungkapkan Wakil Kepala Ruangan Palem, Dwi Wahyuni. Ia juga bercerita bahwa orang-orang yang mengaku ini biasanya paling banyak datang di sore dan malam hari. Karena jika pagi hingga siang, penjagaan di rumah sakit untuk penjenguk cukup ketat.

Askan diperiksa tim dokter RSUD Dr Soetomo SurabayaAskan diperiksa tim dokter RSUD Dr Soetomo Surabaya Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom

Namun, saat dimintai keterangan tentang hubungan keluarga maupun identitas, mereka enggan memberikan. "Ketika ditanya mereka bilang hubungannya teman dan keluarganya tapi tidak mengaku siapa namanya," tambahnya.

Pihak RS kemudian berinisiatif menolak dan meningkatkan penjagaan terhadap Askan agar tidak ada yang menyalahgunakannya.

Akhir hidup sang pengayuh becak. Baca di halaman berikutnya!

Tinggal di Liponsos

Usai keluar dari rumah sakit, Askan langsung dipindah ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Di sana, ia dirawat oleh seorang dokter dan perawat karena perlu pendampingan dari tim Satuan Tugas (Satgas) TB. Lalu bagaimana uang milik Askan?

"Untuk uangnya masih saya simpan, nanti akan diserahkan jika keluarganya sudah ketemu," ujar Camat Tambaksari saat itu, Ridwan Mubarun saat dihubungi detikcom di Surabaya, Kamis (5/4/2018).

Askan diizinkan pulang dari RSUD Dr Soetomo dan dibawa ke Liponsos.Askan diizinkan pulang dari RSUD Dr Soetomo dan dibawa ke Liponsos. Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikcom

Ridwan menjelaskan, Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya sedang mencari keluarga Askan yang disebut-sebut berada di Desa Sumberboto, Jombang. Sementara uangnya masih dia simpan hingga menunggu keluarga Askan ditemukan.

"Nanti kalau keluarganya sudah ketemu, Askan akan pulang ke keluarganya, uangnya akan kami serahkan juga," tambah Ridwan.

Akhir Hidup Sang Pengayuh Becak

Namun malang, usai dua minggu lebih tinggal di UPTD Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya, Askan menghembuskan napas terakhirnya. Ia meninggal dunia saat tengah tertidur lelap. Hingga akhir hidupnya, tak ada yang tahu informasi soal keluarganya.

"Pada Jumat (20/4) bapak Askan meninggal dunia sekitar pukul 06.00 WIB dalam kondisi tertidur di ranjang perawatan," ungkap Ridwan.

Nisan AskanNisan Askan, tukang becak jutawan Foto: Istimewa

Sebelum Askan meninggal dunia, Ridwan menyampaikan berdasarkan informasi dokter UPTD Liponsos, Askan pada pukul 05.00 WIB sempat dimandikan tim perawat. Kemudian satu jam berikutnya, perawat kembali dan mengecek denyut nadi. Namun, Askan telah meninggal dunia. Denyut nadinya sudah tak ditemukan.

Sementara itu, uang Rp 49 juta yang dimiliki Askan disebut masih disimpan di brankas kecamatan. "Ini kan menyangkut harta warisan. Saya takut menjadi fitnah. Rencananya kami akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Karang Taruna yang pertama kali menemukan beserta pihak Polsek Tambaksari dan Koramil kami akan menyepakati untuk diberikan ke mana. Yang pasti uang ini untuk amalan Pak Askan," papar Ridwan.

Ridwan berencana menyumbangkan uang itu ke masjid di kawasan Taman Teratai, tempat pertama kali Askan ditemukan dalam kondisi sakit.

"Kalau dari saya sih, rencananya akan menyumbangkan di masjid di daerah situ. Tapi kalau sepakat, nanti biar ada saksi dari kepolisian dan muspika kepada pihak masjid. Nanti kalau ada pihak keluarganya yang menanyakan keberadaan uang itu kami ada saksinya dari pihak kepolisian dan koramil," lanjutnya.

Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Tetap nantikan artikel-artikel khas Jawa Timuran dan selalu setia membaca detikJatim!



Hide Ads