Peristiwa tragis telah terjadi usai laga Arema Fc vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022). Para suporter Arema menjadi korban kerusuhan tersebut.
Hingga kini, tercatat 125 korban tewas pada Tragedi Kanjuruhan. Sebagian tewas karena kehabisan nafas dan terinjak-injak usai polisi menembakkan gas air mata.
Sejumlah cerita pilu saat penemuan jenazah pun muncul saat peristiwa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak kisah-kisah itu berikut ini:
1. Suporter Arema Jember Dapati Teman Ditutup Kain-Meninggal
Seorang suporter Arema FC asal Jember, Abdul Muqit tak dapat menahan kesedihannya saat mendapati temannya bernama Faiqotul Hikmah (22) menjadi korban meninggal dunia usai laga tersebut. Muqit menyaksikan sendiri jenazah rekannya itu terbujur kaku di dalam stadion.
Sebelum laga berlangsung, Muqit dan Faiq sempat terpisah. Faiq sudah di dalam stadion, namun Muqit masih ada di luar. Pada akhirnya Muqit tetap tidak bisa masuk ke dalam stadion karena tidak mendapatkan tiket.
Saat kericuhan pecah selepas pertandingan, Muqit terus berusaha mengontak Faiq. Pria asal Wirowongso, Jenggawah ini lalu mencoba mencari Faiq di tengah kericuhan.
Muqit lalu bertemu dengan temannya yang lain jika Faiq sudah ditemukan di dalam stadion. Namun, saat sudah di dalam, Muqit mendapati Faiq sudah meninggal dunia.
"Korban posisi dalam gedung stadion dan sudah ditutupi kain putih. Seperti mukena," imbuh Muqit.
2. Dua Sahabat asal Malang jadi Korban Jiwa
Dua sahabat asal Malang, Filla dan Jefri menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Keduanya adalah warga Dusun Sumbergesing, Desa/Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.
Filla dan Jefri berstatus santri pondok pesantren. Diketahui, mereka hobi melihat pertandingan Arema FC sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Sabtu (1/10/2022) malam menjadi hari terakhir bagi Filla dan Jefri mendukung tim kesayangannya.
Ari, teman dekat Filla mengatakan, sehari sebelum insiden itu terjadi, dirinya dihubungi Filla. Dai mengajak melihat Arema menjamu Persebaya di Kanjuruhan.
"Kebetulan hari itu uang saya kurang dari Rp 100 ribu. Kalau lebih, mungkin ikut nonton saya," kenang Ari kepada wartawan di rumah korban, Minggu (2/10/2022).
Baca pilu saat suporter melihat mayat bergelimpangan di tangga pada halaman selanjutnya
3. Suporter Teriak: Balekno Nyowoe
Salah satu penonton yang duduk di tribun VIP, Rangga menyaksikan sendiri kepanikan saat 5 tembakan gas air diarahkan ke tribun. Sebanyak 2 tembakan gas air mata langsung meluncur ke arah tribun 12 dan 14 yang saat itu masih penuh penonton.
Rangga pun turun dari tribun tempat dirinya menonton. Saat turun, dia melihat banyak suporter yang telah meninggal berjejer di sebuah lorong.
"Saya lihat sudah banyak korban-korban. Melihat temen-temennya atau saudaranya teriak-teriak 'balekno nyowoe' rasanya mberebes mili. Kenapa sepakbola harus memakan korban nyawa?" tuturnya.
Menyaksikan sendiri bagaimana korban dalam tragedi Kanjuruhan itu berjatuhan Rangga mengaku merasakan pilu dan terus disergap dengan pertanyaan mengapa? Mengapa harus ada korban sebegitu banyaknya.
"Melihat kematian korban-korban itu juga sangat menyayangkan. Apalagi saat itu saya hadir. Tidak saya bayangkan, sepakbola yang harusnya bisa dinikmati dan dicintai akhirnya menjadi malam kelam," tandasnya.
4. Melihat Mayat Bergelimpangan di Tangga
Fans Arema FC asal Ponorogo ikut menjadi saksi pilu Tragedi Kanjuruhan. Dia sempat melihat mayat bergelimpangan di tangga akses stadion menuju ke tribun.
"Saya kan sebenarnya sudah keluar usai pertandingan, tapi balik lagi ke dalam stadion karena ada teman yang pingsan," tutur Joko kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).
Joko menerangkan, saat kembali ke dalam stadion, suasana di dalam sudah pekat dengan asap dari gas air mata. Joko saat itu berada di tribun 12-13.
"Saya lihat mayat di sekitar tangga, suasana di dalam (stadion) kalut," terang Joko.
Saat menolong rekannya yang pingsan, dia juga sempat merasakan gas air mata. Menurutnya, rasanya sesak dan hingga membuat mata perih.