Kasus kematian sejumlah kucing yang mati bersamaan diduga diracun di salah satu perumahan Kota Malang sempat menjadi perbincangan berbagai pihak. Apalagi populasi kucing di perumahan tersebut juga cukup banyak.
Warga sekitar mengaku kewalahan dengan banyaknya populasi kucing domestik (Kucing rumah). Apalagi jika kotorannya berceceran di berbagai tempat. Baik di halaman rumah bahkan hingga di masjid.
Banyaknya populasi kucing yang memiliki nama ilmiah felis silvestris catus ini menurut Pakar Hewan Universitas Brawijaya (UB), drh Analis Wisnu Wardhana, secara umum disebabkan adanya sumber protein hewani. Hal itu menjadi alasan kucing memilih bertahan hidup di wilayah tersebut.
"Populasi tinggi kucing liar itu dikarenakan ada sumber makanan. Entah warga sendiri yang memberikan makanan atau di daerah situ ada sumber protein hewani. Misal, ada pasar, ada tempat makan yang menyediakan protein hewani," ujar Wisnu saat dikonfirmasi, Jumat (30/9/2022).
Selain itu, populasi tinggi kucing disebabkan karena kucing memang hewan yang bisa berkembang biak secara pesat.
"Jadi kucing sekali melahirkan bisa lebih dari satu. Musim kawinnya juga sesegera setelah anaknya bisa disape, maka si induk akan segera kawin lagi," tutur Wisnu.
Ia menyampaikan bahwa sebenarnya isu populasi kucing tinggi sudah menjadi pembahasan sejak lama. Beberapa pihak terkait juga telah terlibat menangani permasalahan tingginya populasi kucing di wilayah Malang.
"Sebenarnya ini isu lama terkait populasi kucing. Dan sebenarnya di fakultas-fakultas kedokteran hewan sudah dilakukan sterilisasi, di komunitas juga sudah dilaksanakan," tambahnya.
"Cuman sasaran yang dituju selama ini adalah yang membawa. Apakah kucing liar sudah tercover di situ atau belum bisa jadi iya bisa jadi tidak. Kucing liar mau disteril itu kan susahnya pas nangkep. Jadi program-program seperti itu (Sterilisasi) harus digalakkan," imbuhnya.
Populasi meningkat. Baca di halaman selanjutnya.
            
            
            
            
            (dpe/fat)