Flu di Malaysia Melonjak, Pakar Unair Ingatkan Waspada tapi Tak Panik

Flu di Malaysia Melonjak, Pakar Unair Ingatkan Waspada tapi Tak Panik

Aprilia Devi - detikJatim
Jumat, 31 Okt 2025 17:45 WIB
Ilustrasi sakit flu.
Ilustrasi sakit flu/Foto: Istimewa/ Unsplash.com
Surabaya -

Lonjakan kasus influenza hingga tujuh kali lipat yang melanda Malaysia menjadi perhatian para ahli kesehatan. Bukan sekadar fluktuasi musiman, fenomena itu disebut merupakan sinyal penting yang menguji sistem kekebalan populasi hingga kesiapan kesehatan masyarakat.

Dosen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) sekaligus Ketua Research Center on Global Emerging and Re-emerging Infectious Diseases ITD Unair Laura Navika Yamani menegaskan perlunya analisis komprehensif dalam memahami pola penularan dan faktor risikonya.

"Langkah pertama adalah memastikan bahwa kenaikan ini memang mencerminkan peningkatan kasus nyata di masyarakat, bukan sekadar akibat peningkatan pelaporan atau tes laboratorium," ujar Laura, Jumat (31/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengungkapkan, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Malaysia, lonjakan tersebut terlihat pada peningkatan jumlah klaster influenza di sekolah dan institusi pendidikan, serta peningkatan kasus influenza-like illness (ILI) di fasilitas kesehatan.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang memicu ledakan kasus flu di negeri jiran itu.

"Perubahan musim dan cuaca lembap jadi salah satu pemicu cepatnya penyebaran virus influenza di Asia Tenggara. Penurunan kekebalan tubuh pasca pandemi COVID-19 juga turut jadi pemicu penting," ungkapnya.

Laura menjelaskan bahwa selama pandemi, interaksi sosial berkurang drastis serta sirkulasi virus flu menurun. Akibatnya, banyak individu, utamanya anak-anak belum memiliki kekebalan alami terhadap virus influenza yang beredar.

"Selanjutnya terdapat indikasi adanya variasi strain influenza A (seperti H3N2 atau H1N1) yang mungkin telah mengalami pergeseran antigenik (antigenic drift), membuat vaksin flu musiman menjadi kurang efektif," lanjutnya.

Dengan mobilitas tinggi dan kedekatan geografis, Indonesia pun dinilai berisiko mengalami kejadian serupa. Namun, kata Laura, hal tersebut bisa dicegah jika sistem deteksi dini diperkuat.

"Risiko ini dapat ditekan bila sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit diperkuat, serta masyarakat didorong untuk berperilaku hidup bersih dan segera memeriksakan diri bila mengalami gejala flu berat," terangnya.

Dirinya juga berpesan agar masyarakat senantiasa waspada, namun tidak panik.

"Dengan kewaspadaan bersama dan kedisiplinan dalam pencegahan, kita dapat mencegah lonjakan serupa terjadi di Indonesia dan melindungi kesehatan publik secara berkelanjutan," tuturnya.

Unair pun disebut siap ambil peran dalam mengantisipasi ancaman tersebut. Melalui laboratorium berstandar BSL-2 dan BSL-3 di Lembaga Penyakit Tropis (LPT), Unair mampu melakukan identifikasi dan sekuensing genomik virus influenza.

"Kolaborasi antarlembaga di dalam Unair antara LPT, rumah sakit, dan fakultas-fakultas kesehatan mencerminkan sinergi tridharma perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat," pungkasnya.




(hil/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads