Ratusan driver ojol memadati kawasan Frontage Ahmad Yani, Surabaya. Usai memblokir kawasan ini, massa mulai bergeser ke Polda Jatim.
Dari pantauan detikJatim di lokasi, sejumlah driver itu berkumpul sejak pukul 08.30 WIB. Di sana, mereka berkumpul menggunakan jaket hijau khas ojol. Ada sejumlah ojol yang memamerkan bendera masing-masing komunitas hingga membunyikan klakson.
Arus lalin sempat tersendat sejauh 500 meter ke arah selatan. Sementara, untuk mobil dialihkan ke jalur A atau jalur cepat khusus mobil. Begitu pula dengan sepeda motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi diikuti driver ojol se-Jatim. Baik roda 2 mau pun roda 4. Para driver ojol mulai melanjutkan perjalanan mereka menuju Polda Jatim pada pukul 09.40 WIB. Rencananya, massa akan menuju Gedung Negara Grahadi, Surabaya
Salah satu peserta aksi, Dimas Dwi (35) mengatakan, aksi ini merupakan seruan pada pemerintah dan aplikator ojol. Ia dan sejumlah rekannya menuntut untuk menaikkan tarif jarak dekat dan jauh.
"Kalau tarifnya tetap, nggak naik-naik, bagaimana kita bisa berkembang," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (24/8/2022).
Titik demo ojol di Surabaya, di halaman selanjutnya!
Tuntutan Driver Ojol
Dalam aksi ini, massa membawa tuntutan agar kebijakan tarif yang dirasa memberatkan mitra segera diubah. Tito Achmad, salah satu penanggung jawab aksi Frontal Jatim Level 5 mengungkapkan pihaknya juga menuntut ada penghapusan biaya layanan pemesanan tambahan yang diberlakukan aplikasi. Hal ini juga dirasa memberatkan customer dan juga mitra.
"Kenyataannya, tarif bersih yang diterima oleh rekan-rekan ojek online (Ojol) saat ini hanya Rp 6.400, bahkan ada aplikasi baru yang menerapkan tarif di bawah itu. Tentu saja, hal ini tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui PM 12 dan KP 564 yang akan diberlakukan per 29 Agustus mendatang. Sedangkan untuk taksi online, kami juga ingin ada kepastian tarif batas bawah yang diberlakukan dan harus dipatuhi oleh aplikator sesuai regulasi yang mengaturnya," ujarnya dalam pesan yang diterima detikJatim.
Selain itu, lanjut Tito, pihaknya berharap dilibatkan bersama Pemerintah untuk merumuskan tarif dan aturan perjanjian kemitraan (semua aplikasi driver) di seluruh daerah Jawa Timur.
"Termasuk kami mendesak pada DPRD Provinsi Jatim menginisiasi peraturan daerah (Perda) tentang ojek online untuk melindungi nasib puluhan ribu ojol di Jatim dari permainan nakal para aplikator yang tidak patuh pada regulasi yang ada saat ini," tegas Tito.
Rencananya, pendemo akan melakukan aksinya dengan berpusat di depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Jalan Ahmad Yani, lalu bergeser di kantor Diskominfo Jawa Timur. Selanjutnya pendemo akan mendatangi kantor perwakilan 4 aplikator yakni Shoppee di Jalan Ronggolawe, Gojek di Raya Ngagel, Grab di Plasa Boulevard Pemuda di depan WTC, dan In Driver di MNC Tower di TAIS Nasution.
Massa aksi juga akan bergerak ke Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil IV Jawa Timur di Jalan Basuki Rachmad, DPRD Jawa Timur di Jalan Indrapura, Polrestabes Surabaya di Jalan Sikatan dan berakhir di Grahadi Jalan Gubernur Suryo.