Operator Rumah Pompa Kalidami Kerap Diprotes Warga soal Busa di Mulyorejo

Operator Rumah Pompa Kalidami Kerap Diprotes Warga soal Busa di Mulyorejo

Deny Prastyo Utomo - detikJatim
Selasa, 02 Agu 2022 17:06 WIB
Surabaya -

Petugas operator Rumah Pompa Bozem Kalidami I Zainul Chasik (52) membenarkan tentang protes sejumlah warga. Ia mengaku kerap mendapatkan protes saat harus menyalakan pompa air.

"Kalau warga itu terutama sama busa. Kalau busa tinggi terus ada tiupan angin bisa beterbangan ke rumah warga terus kena. Warga itu sering komplain, khawatir kena jemuran atau kena makanan busa-nya," kata Zainul kepada detikJatim, Selasa (2/8/2022).

Zainul memastikan, begitu pompa air dimatikan maka busa-busa itu akan berangsur-angsur menghilang karena terbawa aliran sungai ke muara. Ia mengakui, kadang-kadang busa itu baru menghilang sekitar 1 jam setelah busa dimatikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Munculnya busa di Rumah Pompa Bosem Kalidami juga menjadi perhatian Wakil Walikota Surabaya Armuji. Menurut Zainul pria yang akrab disapa Cak Ji itu sempat datang untuk mengecek langsung busa yang muncul didampingi sejumlah petugas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya.

Zainul sendiri sebenarnya mengaku serba salah. Karena tidak hanya dari warga Zainul juga mengaku kerap diprotes nelayan tambak di sekitar sungai yang merasa keberatan pompa air dinyalakan ketika air laut sedang pasang.

ADVERTISEMENT

"Di saat air laut pasang kami nyalakan pompa yang besar-besar. Itu orang tambak itu merasa terganggu mata pencariannya. Air sudah tinggi ditambahi dari sini larinya ke tambak, jadi tanggul tambak bisa jebol," ujarnya.

Sebelumnya, warga di kawasan Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo, Surabaya mengeluhkan busa yang muncul di Rumah Pompa Bozem Kalidami I. Mereka protes gegara busa itu beterbangan di jalan jika sudah meninggi.

Busa-busa itu bisa meninggi hingga lebih 2 meter dari permukaan air. Setiap hari busa-busa itu muncul mulai pagi hingga siang. Salah satu warga sekitar, Ida (33) mengaku resah jika busa itu mulai meninggi. Sebab busa itu kerap masuk ke rumahnya. Ini menyebabkan rumahnya basah.

"Rumah saya basah dan jemuran saya malah tidak kering. Pokoknya kalau sudah ada busa, saya buru-buru memasukkan jemuran ke dalam rumah dari pada ngga kering," kata Ida.

Seorang pemancing, Warsono (39) mengaku busa-busa yang bermunculan mulai pagi itu menyebabkan dirinya tidak bisa meneruskan mencari ikan sebagai mata pencahariannya.

"Saya mending nunggu sampai busanya hilang dulu, baru mancing lagi. Kalau busanya tinggi, saya ngga bisa mancing lagi, akhirnya mencari ikan di tempat lain," tambahnya.

Dia mengaku pernah menanyakan perihal busa-busa tersebut tinggi hingga menutup permukaan air. "Petugasnya juga tidak tahu. Mungkin karena limbah-limbah di sekitar sungai bikin busa tinggi," jelasnya.

Sementara pengguna jalan, Widi mengaku tidak heran dengan kemunculan busa-busa tersebut. Dia memilih menghindar jika busa-busa itu beterbangan.

"Saya memilih menjauh dan menghindar. Takut juga kalau mengandung limbah berbahaya. Anggap saja ada salju," kata terkekeh menyindir pemerintah.

(dpe/fat)


Hide Ads