Warga di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, resah lantaran tak semua pompa di Rumah Pompa Kali Tenggang menyala sehingga banjir terus melanda wilayahnya. Akhirnya, mereka menggeruduk Rumah Pompa Kali Tenggang.
Para warga yang resah itu melakukan aksi dengan menggeruduk Rumah Pompa Kali Tenggang yang berlokasi di Kelurahan Kaligawe, Kecamatan Genuk, Kota Semarang.
Aksi mereka itu viral di media sosial usai diunggah salah satu aku Instagram @beritasemaranghariini. Mereka tampak berbondong-bondong memprotes pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sebab tak menyalakan semua pompa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Warga RW 9 memantau saluran air di pompa air kali tenggang, Senin (03/02/2025) sore. Ternyata, cuma ada 2 pipa yang aktif sisanya off. wah pantas saja beberapa waktu lalu tidak boleh masuk...tertampar fakta ?," tulis akun @beritasemaranghariini, Selasa (4/2/2025).
Hal tersebut dibenarkan salah satu warga Kelurahan Tambakrejo, Syarifudin (40). Ia mengungkapkan, wilayah RW 9 RT 8 Kelurahan Tambakrejo masih ada genangan hingga sekarang. Hal tersebut membuat warga resah sehingga mereka berbondong-bondong mengecek rumah pompa, Senin (3/2) sore.
"Kita cek ke sana itu pompa kan ada enam, kenapa yang difungsikan hanya dua? Operator yang menunggu pompa itu katanya kehabisan BBM," kata Syarifudin melalui sambungan telepon.
Malamnya, mereka kembali menemui pimpinan BBWS Pemali Juana. Namun pertanyaan mereka mendapat jawaban yang sama, sehingga warga memutuskan menggeruduk Rumah Pompa Kali Tenggang pagi tadi.
"Katanya kekurangan BBM karena adanya pemangkasan anggaran dari kementerian. Karena ada pemblokiran anggaran dari kementerian semua itu, itu imbasnya sampai nggak bisa beli BBM," jelasnya.
"Tadi sudah demo ke rumah pompa lagi, janggalnya ada satu yang bisa difungsikan, di antara 4 yang tadi rusak," sambung Syarifudin.
Ia pun merasa belum puas dengan jawaban pihak BBWS. Terlebih, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang sempat disebut akan mendatangi warga itu batal hadir, sehingga menurut warga masih belum ada solusi dari pompa yang tak difungsikan secara maksimal itu.
"Sampai saat ini (banjir) belum surut. Kalau dampaknya tidak begitu luas. Tapi kan kalau akses jalannya masih ada genangan, kan logikanya kita ada pompa kok tidak difungsikan," tegasnya.
Dimintai konfirmasi, PPK OPSDA 3 BBWS Pemali Juana, Yogie Leksono membenarkan bahwa ada pompa yang rusak di Rumah Pompa Kali Tenggang. Kini, ada tiga dari enam pompa yang dalam keadaan rusak.
"Kami saat ini bukan tidak bisa, tapi kurang bisa maksimal untuk mengoperasikan pompa. Dari 6 unit pompa permanen yang ada di sini, 3 mengalami kerusakan," kata Yogie saat ditemui detikJateng di Rumah Pompa Kali Tenggang, Selasa (4/2).
"Sedangkan untuk floating pump atau pompa cadangan yang terapung itu ada dua unit, kemarin satu rusak, satu nyala. Mobil pompa di sini ada satu yang di truk itu posisi nyala," sambungnya.
Pompa-pompa yang tak difungsikan itu, kata Yogie, dikarenakan pihaknya yang tak memiliki anggaran untuk bahan bakar pompa. Selain itu, pihaknya juga tak memiliki anggaran untuk melakukan perbaikan pompa yang rusak.
"Karena saat ini seperti yang kita tahu bersama, anggaran PUPR itu sedang diblokir dan blokir itu belum dibuka, sedangkan ada rencana efisiensi," jelasnya.
"Kemarin beritanya, sesuai surat dari pusat itu ada pemotongan anggaran 80 persen. Jadi memang keterlambatan kami itu karena kekurangan anggaran, bahkan belum ada anggaran untuk pengoperasian seluruh rumah pompa kami," lanjut dia.
(rih/apu)