Banjir rob Kembali menggenangi Jalan Lingkungan Desa Banyuwangi, Manyar, Gresik. Banjir rob ini sudah 3 hari menggenangi jalan desa.
Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito mengatakan sejak Senin (13/6) pasang air laut mulai terjadi mulai pagi hingga siang. Namun, puncak pasang air laut terjadi pada Selasa (14/6) pukul 11.00 WIB. Dari hasil monitoring yang dilakukan BPBD, banjir rob menggenangi Jalan Lingkungan sepanjang 1,500 km.
"Genangan banjir rob di jalan lingkungan desa sedalam 15 sampai 25 cm. Kalau rumah dan fasilitas umum air sedalam 15 cm," kata Tarso, Rabu (15/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarso mengatakan selain jalan lingkungan, sebanyak 107 rumah warga, 2 musala, dan 2 sekolah tergenang banjir rob. Tak hanya Desa Banyuwangi, puluhan rumah di Desa Sukorejo, Kebomas, dan Desa Pangkah Wetan, Desa Pangkah Kulon, Ujungpangkah, Gresik juga terendam banjir rob.
"Dari semua itu, paling parah memang di Desa Banyuwangi Kecamatan Manyar," kata Tarso.
![]() |
Meski BPBD sudah memprediksi puncak bajir rob akan terjadi pada pertengahan bulan Juni, beberapa warga menganggap bahwa air banjir rob bukan hanya faktor alam saja, tetapi juga pengaruh reklamasi yang dilakukan JIIPE.
Sugik (35) salah satu warga Desa Banyuwangi, Gresik mengatakan jika di tahun-tahun sebelumnya memang ada banjir rob, tapi tidak separah akhir-akhir ini. Ia menganggap parah nya banjir rob tahun ini merupakan dampak dari reklamasi.
"Dulu, kalau terjadi banjir rob, genangan air sekitar 5-10 cm. Kalau sekarang genangan sekitar 15-20 cm. Ini pasti dampak reklamasi JIIPE," kata Sugik, Rabu (15/6/2022).
Sugik menambahkan agar air tidak sampai naik pekarangan rumah, warga memasang papan yang dipasang di depan pintu rumah. Namun ada beberapa rumah warga yang bangunnya tidak dinaikkan, sehingga air mudah masuk.
"Untuk antisipasi air masuk rumah warga biasanya memakai papan yang dipasang di depan pintu rumah. Kadang memasang plang agar mobil tidak lewat. Kalau mobil lewat biasanya air masuk ke rumah," tambah Sugik.
Selain Sugik, Sofianah yang juga warga Desa Banyuwangi mengatakan sejak Senin banjir rob menggenangi jalan lingkungan rumahnya. Air menggenangi sekitar 20 cm. Ia masih bersyukur bisa meninggikan bangunan rumahnya sehingga air tidak masuk ke rumah.
"Setiap tahun genangan air tambah meningkat. Kalau dulu tahun 2021 genangan air 5 cm, tahun sekarang sampai 20 cm genangan. Apa karena ada reklamasi ya," ucapnya.
Humas JIIPE Mifti Haris membantah semakin dalamnya genangan banjir rob pengaruh dari reklamasi JIIPE. Banjir rob, kata Mifti, terjadi di seluruh perairan Jawa karena faktor alam.
"Bahkan data dari BMKG potensi banjir rob sampai tanggal 17 Juni. Seperti yang terjadi di pesiisir pantai utara, di Surabaya, Semarang dan daerah lain juga mengalami banjir akibat air laut naik atau banjir rob. Jadi murni karena faktor alam," kata Haris.
(iwd/iwd)