Fajar menegaskan bahwa sapi-sapi yang tergeletak lemas itu adalah sapi perah. Sapi-sapi itu bergelimpangan karena usianya yang sudah tua dan tidak produktif lagi.
"Sapi perah yang tidak produktif. Jadi, sapi perah yang tidak produktif bisa dipotong. Sudah tua, tidak produktif itu bisa dipotong," kata Fajar kepada detikJatim, Minggu (12/6/2022).
Fajar menegaskan jika tak semua penjelasan dari video yang viral itu benar. Fajar pun menyebut beberapa hal yang benar dan tidak.
"Yang jelas, di video itu tidak semua faktanya benar. Yang benar cuman di RPH," tegasnya.
Pertama, yang tidak benar ialah sapi terinfeksi PMK. Karena tidak ada gejala klinis apa pun pada sapi seperti yang ada di video.
Kedua, sapi yang ambruk ialah sapi perah memang benar. Tetapi bukan sapi perah produktif, yang ada di video adalah sapi perah tidak produktif.
"Ketiga, ada sapi yang memang tidak bisa berjalan dipotong itu banyak, tidak ada gejala klinis dan dagingnya layak dikonsumsi, itu masih bisa (dipotong)," jelasnya.
Baca juga: 7 Daerah di Jatim Bebas dari Wabah PMK |
Terkait sapi yang dibeli jagal seharga Rp 2-5 juta, Fajar tidak mengetahuinya. Sebab RPH hanya mengurusi pemotongan hewan saja.
"Ndak tahu saya. Saya kan nggak tahu urusan sapi dibeli dari mana. Kami kan hanya menerima jasa potong. Jadi sapi datang, kalau kondisinya layak dipotong ya dipotong, kalau ndak layak ya ndak dipotong," pungkasnya.
Belasan hingga puluhan sapi bergelimpangan di sebuah tempat yang disebut rumah potong hewan. Sapi-sapi tergeletak lemas itu viral dalam sebuah video yang beredar.
Video berdurasi 1 menit 1 detik itu memperlihatkan kamera yang menyorot sapi-sapi tergeletak lemas di tepi dan sudut bangunan. Hampir semua sapi berwarna hitam putih itu dalam keadaan duduk dan tergolek.
(iwd/iwd)