Jejak Kejayaan Stasiun Jagalan Malang Lenyap Ditelan Permukiman

Jejak Kejayaan Stasiun Jagalan Malang Lenyap Ditelan Permukiman

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 04 Jun 2022 16:00 WIB
Bangunan lama Stasiun Malang Jagalan
Bangunan lama Stasiun Malang Jagalan yang jadi permukiman warga. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Stasiun Jagalan di Kota Malang di zaman kolonial merupakan Stasiun Utama milik Malang Stoomstram Maatschappij (MS). Kini, stasiun yang tadinya berfungsi sebagai stasiun pusat kendali jaringan kereta api MS itu seolah lenyap berubah menjadi permukiman warga.

Stasiun yang sudah tidak aktif lagi itu terletak di Jalan Halmahera, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Saat detikJatim bertandang ke lokasi sudah banyak warga yang memanfaatkan bangunan itu sebagai hunian.

Yang tersisa hanya bangunan atap stasiun lengkap dengan gentingnya, juga ruang stasiun yang sudah dibagi-bagi menjadi hunian beberapa keluarga penyewa. Serta tegel regout khas stasiun yang bercorak kotak-kotak warna kuning di sela-sela bangunan rumah warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jalur rel kereta api juga masih terpasang dengan baik dengan jarak yang cukup berdekatan dengan rumah penduduk. Jalur itu setiap harinya masih dilintasi KA BBM milik Pertamina menuju ke Depo Pertamina Malang yang jaraknya kurang dari 1,5 kilometer dari stasiun Jagalan.

"Stasiun Jagalan dibuka pada 14 November 1897 oleh Malang Stoomstram Maatschappij yang disingkat MS," ujar Pemerhati Sejarah Kereta Api Tjahjana Indra Kusuma kepada detikJatim, Sabtu (4/6/2022).

ADVERTISEMENT

Indra menuturkan, sesuai fungsinya, stasiun Jagalan adalah stasiun pusat kendali perusahaan operator kereta api swasta Malang Stoomstram Maatschappij yang mengatur seluruh perjalanan KA antar stasiun dan halte dalam jaringan MS.

Jejaring kereta api yang yang diatur dari stasiun pusat kendali ini mencapai Dampit di tenggara, Gondanglegi di selatan, Kepanjen di barat, Singosari di utara, dan Tumpang di wilayah timur.

"Jejaring ini menghubungkan sentra-sentra hasil bumi di Malang dan pusat tenaga kerja pendukung industri di Malang," tuturnya.

Tjahjana juga menambahkan, pada saat itu wilayah Malang selatan merupakan sentra perkebunan sejumlah komoditas penting Hindia Belanda. Mulai dari kopi, pisang, kayu jati, hingga tapioka.

Lintas jaringan KA MS juga melewati tiga pabrik penghasil gula yang kemudian diangkut menuju pelabuhan di Surabaya. Tiga pabrik gula itu adalah PG Krebet, PG Sempalwadak, dan PG Panggoengredjo.

"Sedangkan untuk PG Keboen Agoeng dilayani oleh SS (Staatsspoorwegen) operator KA yang membangun jaringan kereta api sendiri. SS inilah yang membangun Stasiun Malang yang beroperasi dan dibuka pada 20 Juli 1879," paparnya.

Dalam perjalanannya, kata Indra, MS membangun lintas jalur kereta api yang saling tersambung dan terangkai menjadi jejaring rel KA MS dalam beberapa sektor dan dibuka berlainan waktu. Hingga total jaringan rel MS sejauh 85 kilometer.

Bangunan lama Stasiun Malang JagalanSisa kejayaan Stasiun Jagalan. Tegel regout khas stasiun bercorak kotak-kotak di sela-sela bangunan rumah warga. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)

Pertama, pembangunan Stasiun Jagalan Malang yang dioperasikan setelah lintas Stasiun Jagalan-Stasiun Bululawang sejauh 11 kilometer terhubung dan dibuka pada 14 November 1897.

Berikutnya, Stasiun Gondanglegi-Stasiun Talok sepanjang 7 kilometer dibuka pada 9 September 1898. Jalur itu berlanjut ke stasiun Talok (Turen) menuju stasiun Dampit dengan jarak 8 kilometer yang mulai dioperasikan pada 14 Januari 1899.

Kemudian, Stasiun Gondanglegi-Stasiun Kepanjen (17 km) dibuka 10 Juni 1900 dilanjutkan dengan Stasiun Bululawang-Stasiun Gondanglegi (12 km) yang dibuka pada 4 Februari 1898.

Selama beroperasi, MS terus mendirikan stasiun baru sebagai jejaring perlintasan KA yang dikelola. Seperti Stasiun Sedayu-Stasiun Turen (1 km) yang dibuka 25 September 1908.

Stasiun Malang Jagalan-Stasiun Blimbing (6 km) yang dibuka pada 15 Februari 1903 termasuk di antaranya. Jalur ini melintasi Glintung-Lowokwaru-Celaket-Kayutangan-Aloon Aloon atau sejajar dengan ruas jalur protokol Kota Malang.

Selain itu yang termasuk sebagai stasiun yang ada di bawah MS adalah Stasiun Tumpang-Stasiun Blimbing-Stasiun Singosari dengan panjang rel mencapai 23 km yang dibuka pada 27 April 1901.

"MS adalah 'sister company' atau perusahaan satu saudara dengan Kediri Stoomstram Maatschappij (KSM) karena akta pendiriannya yang meski berbeda tetapi jajaran direksinya sama," kata Indra.

Berdasarkan Koninkijk Besluit 1 Mei 1896 Nomer 29 pada Notaris JCG Polones (Amsterdam), MS sendiri didirikan tanggal 18 Mei 1896.

"Pengangkutan barang berupa gula, tebu, kopi, tepung tapioka, dan kacang yang sangat besar bagi pendapatan MS. Sementara angkutan penumpang hanya berkontribusi 27 sampai 30 persen dari total pendapatan MS," ujarnya.

Tinggalan rumah dinas manajemen MS, kata Indra, bisa ditemukan di sepanjang Jalan Irian Jaya atau sisi selatan dari stasiun Jagalan. Rumah besar sejak Simpang Empat Jalan Halmahera itu dulu merupakan pemukiman warga Belanda yang sekarang menjadi aset PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Sementara lokasi kantor pusat direksi MS berada di ujung Jalan Van Kesteren weg yang sekarang menjadi Jalan Halmahera dan Aug Jansen Straat. Sekarang menjadi Jalan Irian Jaya," pungkasnya.




(dpe/dte)


Hide Ads