Temuan ini didasarkan dari riset soal potensi lumpur Sidoarjo yang pernah dilakukan ITS. Hasilnya, tim terpadu riset mandiri (TTRM) menemukan kandungan lithium dalam lumpur Sidoarjo.
Menurut Amin, riset tersebut telah dilakukan sejak lama. Tak hanya itu, pihaknya juga telah mengundang Badan Geologi Kementerian ESDM untuk memaparkan hasil penelitiannya.
"Sebenarnya ini sudah, kita sudah mempresentasikan ini berulang-ulang malah. Jadi Badan Geologi, kita sudah undang ke ITS April 2021. Mereka sudah memaparkan hasilnya dan kita memaparkan hasil kita," kata Amien kepada detikJatim, Senin (30/5/2022).
Meski begitu untuk penelitian lebih lanjut butuh biaya yang tak sedikit. Sedangkan penelitian yang dilakukan hanya untuk eksperimen di beberapa titik saja dan belum secara menyeluruh.
Tak hanya ITS, Amien juga menyebut Badan Geologi Kementerian ESDM menemukan fakta baru. Di dalam lumpur tersebut, ditemukan kandungan rare earth element atau logam tanah jarang (LTJ).
Kandungan ini bisa dimanfaatkan untuk sejumlah industri. Mulai industri telekomunikasi, industri komputer, bahan pembuatan baterai kendaraan listrik dan nuklir.
"Badan Geologi meneliti istilahnya logam tanah jarang tadi, logam langka. Kita menganalisis yang satunya. Kita hanya menganalisis lithium lah istilahnya," tambah Amien.
Kendati demikian, Amien mengatakan penelitian kandungan lumpur Sidoarjo ini masih awal. Dia menyebut belum dilakukan penelitian lanjutan soal kandungan lithium.
Amien berharap temuan ini diharap bisa ditindaklanjuti. ITS mengaku terbuka dengan seluruh pihak yang ingin bekerja sama untuk mendalami temuan ini. Amien juga berharap ada penelitian lanjutan soal temuan ini. Sehingga lumpur yang sudah menyembur selama 16 tahun ini bisa dimanfaatkan.
"Kalau kita terbuka untuk bekerja sama dengan semua orang, khususnya industri sehingga nanti bisa ini menjadi suatu yang nyata. Penelitian, terus kemudian kita pisahkan dan dari hasil tadi kita jadikan suatu barang, jadi baterai atau apa," imbuhnya.
(abq/iwd)