Pemkab Ponorogo Targetkan Kota Kreatif Jaringan UNESCO

Pemkab Ponorogo Targetkan Kota Kreatif Jaringan UNESCO

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 26 Mei 2022 10:09 WIB
Kepala Dinas Disbudparpora Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi
Foto: Dok. Charolin Pebrianti/detikJatim
Ponorogo -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berjuang keras agar Ponorogo masuk ke dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Sebab, dengan masuk jadi salah satu kota kreatif bisa mempromosikan Ponorogo di kancah Internasional melalui program UCCN.

Kepala Dinas Disbudparpora Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan untuk masuk UCCN, Ponorogo harus bersaing dengan 18 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia untuk mengikuti uji petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.

"Hasilnya ada 2 yang diusulkan, Kabupaten Ponorogo, Jatim dan Bitung, Sulawesi Utara. Ponorogo sebagai kota unggulan seni pertunjukan, Reog. Sedangkan Bitung, di bidang kuliner," tutur Judha kepada wartawan, Kamis (26/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ponorogo, lanjut Judha, berjuang keras untuk lolos PMK3I. Mulai dari pengisian borang hingga tim pelaksana uji petik mendatangi langsung bumi Reog untuk melakukan penilaian.

"Yang dinilai mulai potensi di Ponorogo serta daya dukungnya, mulai dari komunitas atau paguyuban, seni kriya atau perajin hingga batik, kuliner dan pusat oleh-oleh," terang Judha.

ADVERTISEMENT

Judha menambahkan Ponorogo pantas maju sebagai kota kreatif melalui seni pertunjukkan Reog dengan pendukung kerajinan berbasis Reog. Mulai dari wisatawan yang datang ke Ponorogo membeli kaos motif Reog, pun juga baju khas Penadon dan sabuk otok.

"Ada juga batik motif Reog, kuliner khas sate juga punya resep sendiri Ponorogo, ada juga dawet, gule, rica-rica. Semua punya rasa khas sendiri," papar Judha.

Judha menerangkan masuk ke UCCN bisa meningkatkan pengembangan pariwisata serta ekonomi masyarakat meningkat. Sebab, dengan UCCN adanya jaringan kota kreatif bisa mengenalkan potensi Ponorogo di kancah Internasional.

"Tidak hanya seniman, ada juga faktor elemen yang mempengaruhi yaitu Academian, Business, Community, Government, Media (ABCGM)," terang Judha.

Menurutnya, pengembangan Ponorogo sebagai kota kreatif semua harus terlibat. Mulai akademisi bagaimana hasil riset bisa memberikan inovasi. Kemudian pelaku bisnis bagaimana mengemas produk, promosi serta penjualannya.

"Komunitas kita mengenalnya paguyuban untuk pengembangan kegiatan. Kemudian Government atau pemerintah sebagai fasilitator dalam kegiatan, mengatur regulasi juga serta Media sebagai pemberi informasi kepada masyarakat," tukas Judha.

Judha menambahkan tahun 2023 baru diumumkan kota mana yang akan diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) ke UNESCO.

Sementara, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menambahkan kota kreatif per siklus dari tiap negara berbeda. Untuk Ponorogo diambil dari sisi seni pertunjukkan.

"Ini sudah kita kawal detail, semoga bisa dicapai. Kami sudah menyiapkan dengan baik, semoga orang UNESCO baca akademiknya, bisa merasakan seolah-olah di Ponorogo," imbuh Giri.

Sebelumnya, Pemkab Ponorogo punya dua target, pertama Intangible Cultural Heritage (ICH/Warisan Budaya Tak Benda) dan UCCN UNESCO.

Indonesia sendiri saat ini ada empat kota yang masuk kota kreatif. Yakni Pekalongan sebagai Kota Kriya dan Seni Rakyat yang dinobatkan pada tahun 2014, Bandung sebagai Kota Desain yang dinobatkan pada tahun 2015, Ambon yang dinobatkan sebagai Kota Musik tahun 2019, serta Jakarta sebagai Kota Sastra yang dinobatkan pada tahun 2021.

(akd/ega)


Hide Ads