Perjuangan Berat Selamatkan Reog Ponorogo hingga Diakui UNESCO

Perjuangan Berat Selamatkan Reog Ponorogo hingga Diakui UNESCO

Charolin Pebrianti - detikJatim
Kamis, 05 Des 2024 19:59 WIB
Bupati Giri bersama seniman Reog Ponorogo
Bupati Giri bersama seniman Reog Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Masyarakat Ponorogo patut berbangga usai Reog Ponorogo masuk ke dalam daftar Warisan Budaya Tak benda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) yang diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Hal ini setelah melalui Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay (3/12/2024) sekitar pukul 17.00 waktu Paraguay atau pukul 02.00 dini hari WIB, Rabu (4/12/2024).

Ternyata, ada perjuangan hingga proses panjang yang dilalui sebelum kabar baik ini datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan penetapan Reog Ponorogo sebagai WBTb merupakan perjuangan masyarakat Ponorogo. Tidak hanya Pemkab semata.

"Reog Ponorogo perlu segera mendapat perlindungan dari dunia. Dan Reog Ponorogo merupakan satu-satunya yang diusung Pemerintah Indonesia dengan kategori Urgent Safeguarding List (USL)," kata Judha, Kamis (5/12/2024).

ADVERTISEMENT

Reog Ponorogo dimasukkan kategori USL, lantaran pada saat pengusulan, sedang dilanda COVID-19. Sehingga,reog dalam kondisi terancam punah, apabila tidak segera dapat perlindungan.

"Sedangkan saat itu, tidak ada yang tahu pandemi COVID-19 kapan akan berakhir," imbuh Judha.

Akhirnya, karena kala itu, Reog Ponorogo tidak bisa pentas. Baik itu di sekolah maupun sanggar, tidak bisa melakukan latihan Reog Ponorogo. Sehingga, pandemi COVID-19 kurang lebih 3 tahun meluluhlantakkan transmisi hidup Reog Ponorogo.

Seniman beralih profesi ke sektor swasta, alat peraga tidak terawat dan ditinggalkan.

"Ini yang menjadi pertimbangan reog harus segera mendapatkan pelindungan dan perhatian dari semua pihak," pungkas Judha.

Sementara itu, Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengaku bersyukur atas capaian ini. Ia juga bangga dengan budaya asli Ponorogo itu.

"Serangkaian persiapan telah kami lakukan. Dan ini adalah prestasi kita bersama, kebanggaan kita bersama," kata Giri, sapaan akrabnya, Kamis (5/12/2024).

Giri menambahkan, persiapan pun tetap dilakukan jauh-jauh hari untuk bisa sampai ke tahap sidang UNESCO. Tidak hanya kelengkapan dossier atau dokumen, namun juga doa bersama dengan warga dan seniman reog, sebelum sidang penetapan WBTb itu digelar.

"Dua hari ini kami (Pemkab Ponorogo) juga menyelenggarakan doa bersama, mudah-mudahan dengan penetapan ini, mampu membuat banyak hal di Ponorogo," terang Giri.

Dalam sidang tersebut, usulan Pemerintah RI melalui Kementerian Kebudayaan disetujui untuk memasukkan Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage yang diakui oleh UNESCO.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut, pengakuan UNESCO terhadap Reog Ponorogo merupakan momen penting bagi Indonesia.

"Masuknya Reog Ponorogo sebagai sebuah representasi kekayaan warisan budaya Indonesia, yang memadukan keberanian, solidaritas, dan keindahan tradisi lokal ke dalam daftar WBTb UNESCO merupakan kebanggaan sekaligus pengingat tanggung jawab kolektif kita untuk menjaga dan mewariskannya kepada generasi mendatang," ujar Fadli Zon dalam sambutan virtual di hadapan anggota komite dan delegasi yang hadir, sebagaimana keterangan pers yang dikutip dari detikNews, Rabu (4/12/2024).

Diketahui, Reog Ponorogo merupakan seni pertunjukan dari Ponorogo, Jawa Timur, yang mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi.

Seni ini menggambarkan keberanian, solidaritas, dan dedikasi masyarakat Ponorogo yang telah menjadi identitas mereka selama berabad-abad. Reog juga melambangkan gotong royong, tercermin dalam proses kreatifnya yang melibatkan seniman, perajin, dan komunitas lokal.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads