Pesan Khofifah Usai Reog Ponorogo Resmi Diakui UNESCO

Pesan Khofifah Usai Reog Ponorogo Resmi Diakui UNESCO

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 05 Des 2024 14:15 WIB
Khofifah saat meninjau pembangunan museum Reog Ponorogo
Khofifah saat meninjau pembangunan museum Reog Ponorogo/Foto: Istimewa
Ponorogo -

Kesenian Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage UNESCO, dalam kategori 'In Need of Urgent Safeguarding'.

Penetapan ini berlangsung pada Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di AsunciΓ³n, Paraguay, pada tanggal 3 Desember 2024.

Atas penetapan ini, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan rasa syukur dan bangganya. Menurutnya, kesenian kebanggaan masyarakat Ponorogo dan Jawa Timur ini akan semakin mendunia dan membawa nama baik tidak hanya Jawa Timur, tapi juga Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah penetapan ini menjadi bukti bahwa Reog Ponorogo merupakan kesenian asli dari Indonesia, asli dari Ponorogo, Jatim, yang kaya akan filosofi, tradisi, dan sejarah. Karena sejatinya bila kesenian Reog ini dimainkan di manapun, di luar negeripun, namanya akan tetap Reog Ponorogo," kata Khofifah di Surabaya, Kamis (5/12/2024).

Khofifah mengatakan, penetapan status ini sekaligus menjadi pengakuan dan perlindungan internasional bahwa Reog Ponorogo ini berasal dari Indonesia. Sehingga, tidak ada negara lain yang berhak mengklaim atau mengakui kesenian ini berasal dari negaranya.

ADVERTISEMENT

"Penetapan ini merupakan hasil dari upaya panjang masyarakat, seniman, dan pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan seni ini di tingkat global. Karena sebelumnya, Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Mendikbud RI pada tahun 2013," katanya.

Menurutnya, setelah penetapan ini, maka langkah berikutnya adalah memastikan regenerasi seniman Reog Ponorogo dan menjaga keaslian tradisi ini agar tetap relevan dan dikenal luas di tingkat global. Termasuk menjaga keberlanjutan dan eksistensi Reog Ponorogo, terutama di kalangan generasi muda.

"Yang tidak kalah penting adalah bagaimana menjaga regenerasi Reog Ponorogo ke depannya. Bagaimana kita mengenalkan Reog ini kepada generasi muda. Baik melalui sekolah, sanggar seni, maupun komunitas-komunitas budaya lebih luas lagi. Saat ini regenerasi telah berjalan sangat baik, sanggar sanggar juga banyak berdiri sehingga keberlanjutannya harus dijaga dan ditingkatkan," katanya.

"Termasuk bagaimana kita terus mempromosikan Reog Ponorogo ke tingkat global. Dengan dukungan promosi yang terintegrasi dan pengelolaan yang baik, maka akan memberikan dampak luar biasa bagi pariwisata Jatim. Sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," pungkasnya.




(hil/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads