Pusvetma di Jatim Ditarget Bikin Vaksin PMK 5 Juta Dosis dalam 3 Bulan

Pusvetma di Jatim Ditarget Bikin Vaksin PMK 5 Juta Dosis dalam 3 Bulan

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 25 Mei 2022 18:53 WIB
Pemprov Jatim Akan Support Pembuatan Vaksin PMK
Gubernur dan tim pembuat vaksin PMK (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Jatim membuat vaksin penyakit kuku dan mulut (PMK). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi tertutup dengan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma).

Rakor ini membahas terkait pembuatan vaksin PMK. Narasumber yang hadir di antaranya Prof DR Suprapto Ma'at MS Apt.

Pria yang pernah membuat vaksin untuk PMK pada 1980 lalu mengaku, mendapat instruksi dari mentan untuk membuat vaksin PMK dalam waktu 3 bulan atau tuntas Agustus 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk membuat vaksin PMK perlu perjuangan keras, karena laboratorium yang saya tinggalkan itu sudah berantakan. Istilahnya sudah gak ada sama sekali. Kita buat vaksin dari sarana yang ada," kata Prof Ma'at usai Rakor bersama Gubernur Jatim, Rabu (25/5/2022).

"Bahwa Mentan sudah bilang 3 bulan harus siap vaksin, kita akan berjuang dengan alat yang ada kita kerja keras. Vaksin PMK masih mengandalkan pembuatan vaksin yang umum, jadi virus yang dimatikan, nah ini yang kita buat di sini," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Guru Besar Patologi Klinik FK Unair Surabaya menyebut tantangan memproduksi vaksin PMK sendiri yakni sumber virus dan peralatan yang tersedia. Ia berharap, Kementan dan Pemprov Jatim bisa mensupport peralatan untuk menunjang percepatan pembuatan vaksin PMK.

"Tantangannya ya memproduksi virus itu kan hanya tumbuh di hewan atau tissue culture, tantangannya itu. Termasuk peralatan ya. Kita diberi waktu 3 bulan untuk membuat vaksin, dan nantinya ditargetkan bisa membuat 5 juta dosis vaksin," katanya.

"Insya allah adek-adek dari Pusvetma bisa memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan. Saya sekarang konsultan, 3 bulan harus jadi," lanjutnya.

Sementara Kepala Pusvetma di Jatim Edi Budi Susila mengaku, dirinya dan tim pakar siap untuk memproduksi vaksin seperti arahan Menteri Pertanian.

Ia menyebut, pengembangan vaksin akan dilakukan dengan metode kultur jaringan untuk membuat vaksin inaktif (Killed vaccine). Vaksin tersebut merupakan jenis vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus tetap utuh, namun tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak.

"Ini berfungsi untuk melindungi hewan ternak yang belum terjangkit dari penularan PMK. Untuk yang sudah terjangkit akan kami maksimalkan pengobatan dan perawatannya," ungkap Edi

Di sisi lain, upaya edukasi bagi para peternak juga masif dilakukan dengan sinergi dari berbagai pihak. Pasalnya, di beberapa daerah masih ditemukan adanya petani yang tidak paham penanganan hewan ternak yang terindikasi tertular PMK.

"Berikan vitamin agar imunitasnya bertambah dan mencegah penularan. Cuci mulut sapi dengan NaCL. Lalu bersihkan kandang dengan disinfektan setiap pagi dan sore, pastikan pula kebersihan kandang dan alatnya selalu terjaga,"

Edi mengatakan dirinya bersama jajaran Pusvetma dan Tim Pakar sangat terbuka bila ada penambahan guru besar dari wilayah lain turut bergabung dalam upaya percepatan penanganan PMK hewan ternak melalui pembuatan vaksin.

"Kami sangat terbuka jika Ibu Gubernur merekomendasikan Guru Besar dari tempat lain untuk bergabung guna percepatan pembuatan vaksin ini," pungkasnya.




(fat/fat)


Hide Ads