Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Jatim membuat vaksin penyakit kuku dan mulut (PMK). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi tertutup dengan Pusvetma.
Rakor ini membahas terkait pembuatan vaksin PMK. Narasumber yang hadir di antaranya Prof DR Suprapto Ma'at MS Apt.
Pria yang pernah membuat vaksin untuk PMK pada 1980 lalu mengaku, mendapat instruksi dari mentan untuk membuat vaksin PMK dalam waktu 3 bulan atau tuntas Agustus 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk membuat vaksin PMK perlu perjuangan keras, karena laboratorium yang saya tinggalkan itu sudah berantakan. Istilahnya sudah gak ada sama sekali. Kita buat vaksin dari sarana yang ada," kata Prof Ma'at, Rabu (25/5/2022).
"Bahwa Mentan sudah bilang 3 bulan harus siap vaksin, kita akan berjuang dengan alat yang ada kita kerja keras. Vaksin PMK masih mengandalkan pembuatan vaksin yang umum, jadi virus yang dimatikan, nah ini yang kita buat di sini," sambungnya.
Guru Besar Patologi Klinik FK Unair Surabaya menyebut, tantangan memproduksi vaksin PMK yakni sumber virus dan peralatan yang tersedia. Dia berharap, Kementan dan Pemprov Jatim bisa mensupport peralatan untuk menunjang percepatan pembuatan vaksin PMK.
"Tantangannya ya memproduksi virus itu kan hanya tumbuh di hewan atau tissue culture, tantangannya itu. Termasuk peralatan ya," katanya.
Sebelumnya Mentan Syahrul Yasin Limpo menyebut produksi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak ditargetkan selesai sebelum Agustus 2022. Syahrul mengatakan kementan akan memprioritaskan vaksin nasional untuk hewan ternak.
"Insyaallah dalam waktu yang sangat singkat pada saat ini Pusvetma Kementan sedang membuat vaksin PMK yang ditargetkan selesai empat bulan atau sebelum Agustus 2022," kata Syahrul saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2022).
(fat/fat)