Warganet di media sosial Twitter tengah dihebohkan dengan temuan FMD (Foot and Mouth Disease) atau PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak di Jawa Timur. Penyakit ini kembali muncul usai Indonesia dinyatakan bebas PMK pada 1986.
Informasi masuknya penyakit ini dibagikan seorang dokter hewan, drh. Nur Purba Priambada, melalui akun twitter pribadinya @piyopikavet. detikJatim telah mendapat izin Purba untuk mengutip informasi ini.
Dalam cuitannya, Purba mengatakan, penyakit ini menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing, domba hingga babi. Cuitan ini pun telah mendapat lebih dari 4 ribu likes, 1.871 retweet hingga 72 komentar warganet, Sabtu (7/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Duh. FMD (Foot and Mouth Disease) a.k.a PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak (sapi, kambing, domba, babi) balik lagi ke Indonesia setelah sempat bebas sejak tahun 1986. Sudah terlapor di Jawa Timur π· Biyuuuh... Kerja kerasa sekian tahun akhirnya kebobolan jg" cuit Purba yang sudah mengizinkan detikJatim untuk mengutip Tweet-nya.
Tak hanya itu, dalam cuitannya, Purba juga melampirkan surat laporan dari Dinas Peternakan Provinsi Jatim kepada Gubernur Jatim yang berisi telah ditemukan 1.247 ternak sapi di Gresik, Lamongan, Sidoarjo hingga Mojokerto yang positif PMK.
Purna menambahkan, penyakit yang penularannya karena virus ini sangat menular sesama hewan ternak. Meskipun begitu, virus ini tak akan menular ke manusia.
"Penyakit ini disebabkan virus, sangat menular di populasi ternak. Tidak zoonosis, dari segi kesehatan masyarakat jg bukan risiko untuk manusia. Mortalitas rendah. Gejalanya hewan demam, mulut berlendir dan berbuih, ada ruam2 luka di kulit, mulut, lidah hingga ke sela kuku" tambahnya.
Di kesempatan ini, Purba berharap kebijakan yang dibuat pemerintah bisa tepat dalam memberantas penyakit ini. Sehingga, PMK tidak sampai mengganggu ketahanan pangan.
"Semoga si kebijakan pemerintah bener2 tepat dan berdasar kajian ilmiah para ekspertis deh. Karena ini menyangkut ketahanan pangan. Yg jadi kepikiran jg, gimana nasib satwa liar yg bisa tertular penyakit ini π· (babi liar, banteng, rusa, kijang, kambing gunung)" harap Purba.
(hil/dte)