Dalam sepekan ada beberapa berita terpopuler sepekan di Jawa Timur menyedot perhatian publik. Mulai kasus pembunuhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, kebakaran Tunjungan Plaza (TP) 5 Surabaya hingga penemuan belasan bangkai sapi di Pantai Camplong.
Simak peristiwa di Jawa Timur berikut ini:
1. Pembunuhan Mahasiswa UB
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagus Prasetya Lazuardi (26), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya ditemukan tewas di Purwodadi, Pasuruan. Polisi menduga korban dibunuh di tempat lain kemudian mayatnya dibuang di Pasuruan.
Mayat korban ditemukan warga di sebuah lahan kosong Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (12/4/2022) pukul 08.30 WIB. Lokasi penemuan mayat tidak jauh dari Jalan Umum Jurusan Surabaya-Malang. Tubuh korban disembunyikan di semak-semak.
Kini polisi temukan titik terang setelah mobil korban pembunuhan mahasiswa UB ditemukan. Penemuan mobil korban ini berkat bantuan masyarakat yang melapor polisi tentang mobil dengan spesifikasi dan ciri-ciri seperti milik korban berada di kawasan Malang.
"Awalnya dari informasi masyarakat terkait keberadaan mobil ada di Malang," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Lintar Mahardono saat dikonfirmasi.
Dia memastikan kabar tersebut kepada pihak keluarga korban. Setelah memperoleh 'lampu hijau', personelnya meluncur ke lokasi. Saat ditemukan, mobil korban dalam keadaan normal. Meski begitu, ia belum menjelaskan secara detil perihal tersebut. Sebab, masih dalam proses pengembangan.
"Kami pastikan kepada pihak keluarga terlebih dulu bahwa itu mobilnya korban. Kalau (temuan mobil korban) di tangan siapa-siapa masih kami kembangkan," tambahnya.
![]() |
2. Tunjungan Plaza (TP) 5 Surabaya terbakar
Pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza (TP) 5 terbakar pada Rabu (13/4) sekitar pukul 17.30 WIB. Kebakaran yang terjadi saat buka puasa ini menyebabkan seluruh pengunjung semburat keluar. Warga dievakuasi sebagian ke tangga darurat.
Sementara api berjatuhan setelah membakar videotron dan balkon TP 5. Jalan Embong Malang ditutup untuk melakukan pemadaman. Sebanyak 37 mobil PMK, 4 mobil bronto skylift dan 15 mobil tangki air yang ada di Surabaya diterjunkan memadamkan api. Asap dan api muncul 2 kali dan benar-benar padam sekitar pukul 22.30 WIB.
Beragam cerita pengunjung saat kejadian. Ada yang belum sempat bayar meski sudah memesan makanan, ada yang belum minum meski makanan sudah ada di meja. Dan banyak cerita pengunjung yang dramatis.
Keesokan harinya, Tim Labfor Polda Jawa Timur langsung melakukan olah TKP mencari penyebab dan titik api utama.
Usai melakukan olah TKP, titik awal api diduga berasal dari plafon di teras bioskop lantai 10 TP 5 Surabaya. Kabid Labfor Polda Jatim Kombes Sodiq Pratomo mengatakan proses olah TKP itu berlangsung selama kurang lebih 7 jam. Ada 4 tempat di TP 5 yang terbakar. Sedangkan titik api berasal dari lantai 10.
Saat ini pihaknya tengah melakukan sinkronisasi temuan di lapangan, temuan barang bukti, keterangan saksi, dan gambar gedung teknis dari Tunjungan Plaza 5.
"Sehingga sampai saat ini kita belum bisa menyampaikan penyebabnya apa, tapi kami masih proses pemeriksaan laboratorium, mudah-mudahan dalam waktu 3 sampai 4 hari ke depan kita bisa menyampaikan hasilnya," ungkap Sodiq.
Sodiq menegaskan hasil temuan sementara Tim Labfor titik api bermula dari plafon luar gedung bioskop. Sedangkan dari hasil identifikasi ada beberapa barang yang dibawa Tim Labfor Polda Jatim setelah melakukan olah TKP, Sodiq mengaku membawa beberapa barang bukti sisa kebakaran TP 5 itu.
"Di sekitar plafon (Gedung bioskop), di teras," ujar Sodiq.
![]() |
3. Belasan Bangkai Sapi Mengambang di Pantai Camplong
Warga Dusun Lengser Desa Darma Camplong, Sampang, dikagetkan dengan sapi-sapi mengambang di Pantai Camplong. Penampakan belasan sapi mengambang terlihat sejak Kamis (14/4/2022), sekitar pukul 07.00 WIB. Bahkan, nelayan yang pulang melaut mencari ikan melihat bangkai sapi terlihat di tengah laut sejak subuh. Latif, salah satu warga Camplong, mengaku melihat tumpukan sapi mengambang ini sekitar pukul 07.00.
"Saya pikir tadi tumpukan sampah. Setelah terseret arus makin ke pinggir, baru terlihat kalau itu sapi," kata Latif saat dikonfirmasi.
Kasat Polair Iptu Catur Raharjo mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan data dan saksi dari nelayan dan warga setempat. Dari hasil identifikasi awal, kemungkinan besar sapi-sapi itu mati kurang dari 24 jam.
"Kami masih mengumpulkan data yang ada di lapangan, sementara melihat dari kondisi bangkai sapi yang terlihat masih segar itu kemungkinan mati dalam waktu yang tidak lama, kurang dari 24 jam," kata Catur kepada wartawan.
Catur menyebutkan, hasil koordinasi dengan pihak peternakan, sapi-sapi itu mati bukan karena keracunan kemudian di buang di laut, melainkan murni akibat tenggelam.
"Kalau menurut dokter hewan saat koordinasi, matinya sapi ini tidak ada tanda-tanda keracunan, melainkan mati tenggelam. Tapi, penyebab tenggelamnya ini masih kami cari tahu, sebab belum ada informasi kapal pengangkut sapi yang tenggelam di Perairan Selat Madura," tambahnya.
Untuk proses evakuasi pada akhirnya petugas bersepakat untuk ditenggelamkan ke tengah laut dengan pemberat.
"Solusi awal memang mau dikubur, tapi karena tidak memungkinkan kami menunggu air pasang dan akan menggiring ke tengah laut untuk ditenggelamkan," Kata Catur.
Hasil koordinasi Satuan Polairud Polres Sampang dengan forum koordinasi kecamatan setempat, Pos Kamladu, serta Dinas Peternakan Sampang, puluhan bangkai sapi itu tadinya disepakati untuk dikubur.
"Saat rapat tadi ada dua opsi. Dikubur di pinggir pantai atau ditenggelamkan. Yang dipilih adalah dengan cara dikuburkan, tetapi ternyata tidak memungkinkan karena keterbatasan alat yang ada," tambahnya.
Sebanyak 14 ekor bangkai sapi terdampar di Pantai Camplong, Sampang itu mulai membuat warga kampung resah. Belasan bangkai sapi itu pun tak bisa segera dievakuasi dan di kubur. Slamet salah satu warga setempat mengaku resah. Bangkaisapi yang terdampar di pinggir pantai sekitar pukul 08.00 WIB itu sudah mulai menimbulkan bau kurang sedap.
"Kalau dibiarkan terus bisa semakin menyengat baunya. Apalagi jumlah sapinya tidak sedikit," ujarnya.
(fat/fat)