Kabupaten Mojokerto menjadi tempat investasi yang nyaman bagi 16 perusahaan asal Jepang. Layaknya simbiosis mutualisme, belasan perusahaan dari Negeri Matahari Terbit tersebut memberi sejumlah manfaat bagi Bumi Majapahit. Adapun manfaatnya yaitu menyerap ribuan tenaga kerja dan efek domino positif lainnya.
Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi dan Deputi Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya Ishii Yutaka ke Rumah Dinas Bupati Mojokerto Griya Wira Praja/Pringgitan di Jalan A Yani.
Kedatangan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya tersebut disambut Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al Barraa atau Gus Bara, serta Sekda Teguh Gunarko. Hadir pula Kepala Bappeda, DPMPTSP, Disnakertrans, Bakesbangpol, Satpol PP, serta Asisten Ekonomi dan Pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada momen ini, Takeyama Kenichi dan Ishii Yutaka berdiskusi panjang lebar dengan Bupati Ikfina dan Wabup Gus Bara. Mereka lantas saling bertukar cenderamata, lalu makan siang bersama di rumah dinas Bupati Mojokerto.
"Ini pertama kalinya Konjen Jepang berkunjung ke Pemkab Mojokerto di masa pemerintahan kami. Dalam menjalankan tugasnya, beliau harus memastikan perusahaan-perusahaan Jepang di Kabupaten Mojokerto berjalan dengan baik, bekerja sama dengan baik, dan bersinergi dengan baik dengan masyarakat maupun Pemkab Mojokerto," kata Ikfina kepada detikJatim di lokasi, Selasa (15/3/2022).
Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini menjelaskan saat ini terdapat 16 perusahaan asal Jepang yang beroperasi di wilayahnya. Dari jumlah itu, 12 perusahaan berada di Ngoro Industri Persada (NIP). Sedangkan 4 perusahaan lainnya di luar kawasan industri tersebut. Konjen Jepang di Surabaya melakukan monitoring secara berkala terhadap belasan perusahaan itu.
"Tadi disampaikan beliau (Konjen Jepang di Surabaya) selama ini tidak ada masalah berarti, berjalan lancar, ke depannya berharap berjalan dengan baik, tidak ada masalah," terang Ikfina.
Ikfina menjelaskan selama ini belasan perusahaan asal negeri matahari terbit itu memberikan dampak positif terhadap perekonomian di Kabupaten Mojokerto. Mulai dari menyerap ribuan tenaga kerja lokal dengan gaji sesuai UMK Rp 4.354.787, menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dan produk domestik regional bruto (PDRB).
"Sekitar 50 persen lebih masuk dihitung sebagai pendapatan (PDRB) di Kabupaten Mojokerto dari industri-industri pengolahan besar, di antaranya sumbangan dari perusahaan-perusahaan Jepang ini. Belum lagi warung, kos, laundri. Fakta di lapangan sekitar 30 persen pekerja dari luar Mojokerto yang membutuhkan tempat kos dan jasa lainnya," terangnya.
Oleh sebab itu, Ikfina membuka pintu lebar-lebar untuk investor dari Jepang. Karena perusahaan-perusahaan asal Negeri Matahari Terbit itu juga terkenal disiplin dan taat aturan. Pihaknya siap memfasilitasi perusahaan asal Jepang yang tertarik berinvestasi di Kabupaten Mojokerto.
"Harapan kami ke depan bisa menjalin kerja sama lebih baik lagi terkait rekrutmen karyawan, pengelolaan limbah, peluang-peluang bisnis yang belum tertangkap bisa kami tindaklanjuti. Kami berharap ada tambahan lagi perusahaan baru dari Jepang dengan pengalaman kerja sama yang sudah baik ini," jelasnya.
Karakter perusahaan-perusahaan asal Jepang yang taat aturan, lanjut Ikfina, sejalan dengan tujuan Pemkab Mojokerto menarik investasi dengan meminimalisasi dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan hidup. Ia menjamin pelayanan perizinan di Kabupaten Mojokerto sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
"Kami memastikan tidak ada hal-hal yang tak sesuai prosedur. Perizinan dengan sistem OSS nomor satu yang harus dipatuhi para investor adalah kesesuaian tata ruang dan tata wilayah yang diikat dengan Perda. Aturan-aturan ini harus dipatuhi, proses sesuai peraturan undang-undang harus dilalui untuk menjamin tidak hanya perusahaan beroperasi secara produktif, tapi juga meminimkan dampak negatifnya," tegasnya.
Konjen Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi menyampaikan terima kasihnya kepada Bupati Mojokerto yang sudah memperhatikan perusahaan-perusahaan asal Jepang. Sehingga 16 perusahaan dari negeri matahari terbit selama ini beroperasi dengan lancar di Bumi Majapahit.
"Terima masih susah memperhatikan perusahaan-perusahaan Jepang di Kabupaten Mojokerto. Semuanya aman dan lancar, kalaupun terjadi masalah kecil langsung ditangani oleh Ibu Bupati," cetusnya.
Belasan perusahaan asal Jepang di Kabupaten Mojokerto, kata Takeyama, bergerak di berbagai bidang industri. Ia memberi contoh PT Ajinomoto Indonesia yang memproduksi penyedap masakan, PT Yakult Indonesia Persada produksi susu fermentasi, PT Uni-Charm Indonesia produksi pampers, serta PT Surabaya Autocomp Indonesia (SAI) yang memproduksi kabel untuk mobil.
"Ajinomoto sudah 50 tahun lebih di Mojokerto, mereka nyaman sekali. Sama sekali tidak ada masalah, lancar-lancar saja," ungkapnya.
Pria yang sudah lancar berbahasa Indonesia ini menambahkan, ada sinyal akan masuknya investasi baru dari Jepang ke Jatim. Informasi tersebut ia dapatkan dari sekolah Jepang di Surabaya yang banyak mendapatkan pertanyaan ihwal tempat pendidikan untuk anak-anak dari Jepang.
"Berarti ada perusahaan yang merencanakan mau datang ke sini karena membawa keluarga. Kami tentu mengharapkan banyak perusahaan Jepang baru masuk ke sini. Masa pandemi perusahaan Jepang agak susah investasi ke luar, tapi kalau pandemi selesai, kami berharap perusahaan Jepang investasi kembali ke Indonesia. Khususnya ke Jatim dan Kabupaten Mojokerto," tandasnya.
(fhs/fhs)