Bupati Mojokerto Distribusikan 9000 Liter Minyak Goreng ke Pedagang-IKM

Bupati Mojokerto Distribusikan 9000 Liter Minyak Goreng ke Pedagang-IKM

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 08 Mar 2022 14:35 WIB
Pemkab Mojokerto
Foto: Enggran Eko Budianto/detikcom
Kabupaten Mojokerto -

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mendistribusikan 9.000 liter minyak goreng curah dengan harga murah kepada para pedagang dan pelaku industri kecil menengah (IKM) makanan. Selain memenuhi kebutuhan para pengusaha kecil, sistem distribusi ini juga membuat para pedagang di pasar tradisional bisa menjual minyak goreng curah dengan harga sesuai ketentuan Kementerian Perdagangan.

Distribusi minyak goreng curah perdana digelar di Pasar Raya Mojosari, Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan ini buah kerja sama Disperindag setempat dengan BUMN, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

Pada tahap awal, distribusi menyasar 70 pedagang minyak goreng curah dan 53 pelaku IKM makanan di Kabupaten Mojokerto. Mereka sudah mendaftar sebagai pembeli secara online di situs https//s.id/migorcurah sejak 4 Maret 2022. Selanjutnya, mereka wajib membawa formulir pendaftaran, foto copy KTP dan jeriken ke lokasi distribusi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Ikfina mengatakan, sistem distribusi minyak goreng curah kali ini berbeda dengan operasi pasar yang penjualannya langsung kepada konsumen. Menurutnya, sasaran distribusi difokuskan pada para pedagang minyak goreng curah dan pelaku IKM makanan. Sehingga lebih tepat sasaran.

"Memang para pelaku IKM makanan ini membutuhkan minyak goreng untuk usahanya, para pedagang minyak goreng juga bisa kulakan dengan harga terjangkau dan menjual dengan harga sesuai ketapan pemerintah pusat. Sehingga terjadi perputaran ekonomi yang berkeadilan," kata Ikfina kepada wartawan di lokasi, Selasa (8/3/2022).

ADVERTISEMENT

Di Pasar Raya Mojosari saja, lanjut Ikfina, pihaknya mendistribusikan 9.000 liter atau 7.900 Kg minyak goreng curah untuk 70 pedagang dan 53 IKM makanan. Ia mematok harga minyak goreng tanpa kemasan tersebut Rp 11.700 per Kg atau Rp 10.500 per liter. Sehingga para pedagang bisa menjual ke konsumen seharga Rp 12.800 per Kg atau Rp 11.500 per liter.

"Dengan sistem ini berjalan di beberapa kegiatan selanjutnya, akan kami hitung kebutuhan para IKM dan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Tentunya kami juga melakukan pengawasan agar para pedagang menjual sesuai harga ketentuan pemerintah pusat. Karena kami sudah memberi peluang para pedagang tetap dapat untung," terangnya.

Sembari memantau langsung distribusi minyak goreng curah, Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini berbincang dengan para pedagang dan pelaku IKM makanan. Ikfina pun terkejut lantaran sebagian pedagang dan pelaku IKM datang jauh-jauh dari luar Kecamatan Mojosari. Seperti dari Kecamatan Godang, Pacet dan Gedeg.

"Mudah-mudahan selanjutnya kami bisa membuat kegiatan yang lebih baik lagi terkait distribusi minyak goreng ke para pedagang dan IKM. Kami evaluasi permasalahan di kegiatan perdana ini. Akan kami perluasan lagi sehingga masyarakat tak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan minyak goreng," terangnya.

Sistem distribusi minyak goreng ini, menurut Ikfina, penting untuk dilanjutkan. Terlebih lagi, kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng bakal meningkat menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, distribusi minyak goreng curah menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi warga Kabupaten Mojokerto sesuai arahan Presiden Jokowi.

"Minyak goreng kemasan dengan curah isinya sama. Dalam situasi seperti ini, dengan minyak goreng curah distribusi akan lebih cepat, serta membantu program pemerintah mengurangi sampah plastik," cetusnya.

Kucuran minyak goreng curah dengan harga terjangkau, membuat para pelaku IKM makanan semringah. Seperti yang dirasakan Kholimah (55), produsen keripik ketela dan singkong di Desa Sumberkembar, Pacet, Kabupaten Mojokerto. Betapa tidak, ia terpaksa setop produksi satu bulan terakhir gara-gara harga minyak goreng curah di pasar mencapai Rp 18.000 per Kg. Bahkan, kelangkaan terjadi.

"Kalau langka sejak dua minggu lalu. Di minimarket dijatah hanya 2 liter, padahal kebutuhan saya sehari 50 Kg minyak goreng curah untuk menggoreng 7 kwintal ketela dan singkong," ungkapnya.

Kali ini, Kholimah membeli 100 Kg minyak goreng curah. Menurutnya, harga dari Pemkab Mojokerto tersebut sudah sangat terjangkau seperti sebelum terjadi pandemi COVID-19. Ia berharap, kucuran minyak goreng curah dengan harga Rp 11.700 per Kg terus bergulir sehingga usahanya kembali bangkit.

"Harapannya minyak goreng harga murah selalu tersedia. Sehingga saya bisa berusaha lagi," tandasnya.




(ega/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads