Kawasan Kota Lama yang berada di belakang kompleks Kecamatan Banyumas telah selesai direvitalisasi. Kini kawasan tersebut jadi lebih hidup dan siap dijadikan destinasi wisata baru.
Pantauan detikJateng, Sabtu (6/1), kawasan yang sudah dibangun itu membentang dari jalan Mruyung sampai Pungkuran. Trotoar dan jalan raya menggunakan paving block. Penerangan jalan lebih banyak dan bernuansa kuning.
"Lebar jalan itu sekitar 5 meter kemudian pedestrian sekitar 2,5 meter," kata Camat Banyumas, Oka Yudhistira saat dihubungi, Sabtu (6/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oka menjelaskan, revitalisasi tahap pertama ini dibangun dengan biaya Rp 15 miliar. Dana tersebut bersumber dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
![]() |
Namun, Oka mengatakan belum tahu kapan kawasan Kota Lama itu akan diresmikan. Sebab, masih ada pembangunan tahap 2 dengan lokasi yang lebih luas.
"Kemarin karena Pak Menteri (Basuki Hadimuljono) sudah ke sini, saya tanya peresmiannya, katanya biar sekalian selesai pembangunan trotoar tahap 2," ungkap dia.
"Yang akan dibangun itu trotoar dan pedestrian sepanjang Gatot Subroto sampai titik 0 km Banyumas di depan SMK N 1 Banyumas. Mungkin 2-3 km ke selatan sampai Jalan Pramuka," sambungnya.
Oka mengaku tidak tahu kapan pembangunan lanjutan itu akan dimulai. Menurutnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah memberikan sinyal positif saat meninjau kawasan tersebut pada Senin (1/1) lalu.
![]() |
"Pak Menteri sudah mengiyakan. Berhenti memang karena itu kewenangannya pusat. Selama ini belum ada perhatian. Itu jalan nasional (tahap 2)," jelasnya.
Untuk menghidupkan kawasan Kota Lama, Oka akan menggandeng para seniman dan budayawan lokal.
"Kawasan kota lama itu kekuatannya di seni dan budaya kemudian heritage, sehingga pendekatan wisatanya harus sefrekuensi. Kita pasti akan libatkan seniman-seniman, terutama sekarang lagi ramai di Jalan Pungkuran dan Mruyung," ucap dia.
![]() |
Untuk mengantisipasi maraknya pedagang kaki lima (PKL), pihaknya sudah mengumpulkan warga sekitar dan kelompok sadar wisata.
"Kita harapannya di situ bebas parkir. Kita sedang koordinasi dengan semua pihak, dengan Pokdarwis, tokoh masyarakat, pelaku usaha, agar sama-sama mematuhi. Kita dorong yang mau ke kafe di situ agar masuk ke kantong parkir. Ada beberapa titik kantong parkir ada di rumah warga, tanah kosong juga. Tapi kalau peak season malam Minggu gitu nggak mencukupi. Paling kita arahkan ke jalan sebelah barat atau jalan pegadaian," terang Oka.
Untuk semakin menghidupkan kawasan wisata baru ini, Kecamatan Banyumas tengah menyusun program khusus, utamanya saat liburan ataupun akhir pekan.
"Di situ mungkin nanti kita buat skemanya jalan satu arah. Di hari tertentu ada kegiatan seperti musik, seni, bisa car free day atau car free night atau mungkin motor saja, mobil nggak boleh. Kita lagi rancang," ujarnya.
Dengan pembangunan kawasan Kota Lama, Oka ingin mengubah stigma Banyumas sebagai kota pensiunan menjadi kota wisata.
Salah seorang pengunjung Kota Lama Banyumas, Reza menyebut suasananya mirip di Jogja.
"Orang yang sering ke Jogja pasti nggak asing lah dengan konsep yang seperti ini. Kita dari Purbalingga jadi nggak perlu jauh-jauh," kata dia.
"Wisatanya ramah keluarga, ada guest house, kafe. Dulu kita pernah lewat saja ke sini, tapi sekarang karena ada kayak gini jadi mampir. Viral di medsos juga. Ternyata perubahannya signifikan," pungkas Reza.
(dil/dil)