Kawasan Kota Lama Semarang menunjukkan daya tariknya sebagai destinasi unggulan selama libur Lebaran 2025. Destinasi ini menjadi yang paling banyak dikunjungi selama libur Lebaran 2025.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Industri Pariwisata Disbudpar Kota Semarang, Yudha Bhakti Diliawan. Ia mengatakan, tingginya minat wisatawan itu tak lepas dari kombinasi antara atraksi budaya, event tematik, dan infrastruktur yang terus dibenahi.
"Info dari Pemprov Jateng, Kota Lama jadi DTW (Destinasi Tempat Wisata) yang paling banyak dikunjungi di Jateng. Ada 248.014 wisatawan Nusantara dan 745 wisatawan mancanegara," kata Yudha saat dihubungi detikJateng, Rabu (9/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Kota Lama menjadi DTW nomor satu di Jateng yang paling banyak dikunjungi, mengalahkan Masjid Sheikh Zayed Solo dengan 181.981 pengunjung dan Candi Prambanan di Klaten dengan 127.732 pengunjung.
Menurut Yudha, Kota Lama mampu kembali membuktikan daya tariknya sebagai salah satu wisata sejarah unggulan di Jateng. Terlebih, Kota Lama Semarang juga tak memungut biaya tiket masuk alias gratis.
"Faktor yang memengaruhi itu juga seperti aksesibilitas dan lokasinya strategis. Ditambah event seperti Kuliner Pulang Semarang di Metro Point turut menghidupkan suasana dan menarik minat pengunjung," ungkapnya.
Selain mengunggulkan potensi dari kawasan Kota Lama, pihaknya juga menyelenggarakan berbagai event untuk menambah daya tarik wisatawan Semarang seperti Food Bazaar and Live Music di Lawang Sewu dan Zooforia di Semarang Zoo. Namun, Kota Lama tetap menjadi primadona.
"Promosi di media sosial juga memengaruhi. Kemudian perbaikan sarana dan prasarana di destinasi wisata sebelum Lebaran. Sosialisasi dan bimbingan ke pengelola destinasi wisata, optimalisasi SDM juga dilakukan," terang Yudha.
"Alhamdulillah senang sekali Kota Lama paling ramai dikunjungi, jadi bukti kinerja optimal kita yang konsisten 3 tahun terakhir," lanjutnya.
Ia mengaku ke depannya akan lebih mengoptimalkan kekurangan yang ada di destinasi wisata tersebut, terutama terhadap wisatawan. Dengan demikian diharapkan Kota Lama yang menghadirkan ruang publik, pusat kuliner, spot foto ikonik, bisa menarik semakinbanyak wisatawan.
"Saran masukan dari masyarakat juga kita terima untuk meningkatkan serta mempercantik, membuat nyaman, aman, kawasan Kota Lama," ungkapnya.
Menyusul Kota Lama, Masjid Agung Jawa Tengah, Lawang Sewu, Pantai Marina, Semarang Zoo, juga ramai dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara di Kota Semarang. Ramainya destinasi wisata itu juga meningkatkan perekonomian pelaku UMKM di sekitar kawasan obyek wisata tersebut.
"Wisatawan cenderung belanja oleh-oleh dan menikmati kuliner khas, okupansi hotel dan penginapan juga meningkat, kebutuhan mobilitas wisatawan pun meningkatkan permintaan terhadap layanan transportasi," paparnya.
Meski angka kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih dalam proses penghitungan, Yudha memastikan tren ini menunjukkan potensi besar jika dikelola secara konsisten dan berkelanjutan.
"Pendapatan masyarakat meningkat pesat dibanding hari biasa, berkaitan PAD juga ada, tetapi besar nilainya dapat diketahui setelah adanya perhitungan," kata Yudha.
(afn/apu)