Nostalgia Menyusuri Jalur Candu-Rempah di Pintu Peradaban Lasem

Nostalgia Menyusuri Jalur Candu-Rempah di Pintu Peradaban Lasem

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Minggu, 09 Jul 2023 20:07 WIB
Sungai Dasun atau yang dikenal juga dengan Sungai Lasem dahulunya merupakan pintu atau jalur keluar-masuk kapal-kapal dari berbagai negara. Foto diunggah Minggu (9/7/2023).
Sungai Dasun atau yang dikenal juga dengan Sungai Lasem dahulunya merupakan pintu atau jalur keluar-masuk kapal-kapal dari berbagai negara.(Foto: Mukhammad Fadlil/detikJatenghy)
Rembang -

Sungai Dasun atau yang dikenal juga dengan Sungai Lasem dahulunya merupakan pintu atau jalur keluar-masuk kapal-kapal dari berbagai negara. Kapal-kapal itu mengangkut beragam jenis barang dagang dan untuk mobilitas manusia.

Sungai yang membelah Kota Tiongkok Kecil di Rembang ini, bermuara di Desa Dasun dan DesaGedongmulyo, KecamatanLasem. detikJateng berkesempatan berkunjung ke muara Sungai Lasem tepatnya berada di Desa Dasun Lasem, Minggu (9/7/2023). Tak jauh dari muara sungai terdapat Objek Wisata Pantai Dasun.

Tempatnya rimbun dan indah. Ada panorama muara sungai dengan segenap hutan bakau di tepiannya. Lalu barisan perahu-perahu nelayan yang sedang sandar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditambah hilir mudik perahu dari aktivitas nelayan setempat, semakin menghidupkan atmosfer pesisir dan bahari.

Siapa sangka Sungai Dasun menyimpan memori ramainya jalur perdagangan di Kota Rembang. Ada jejak sejarah di Sungai Dasun yang dulu menjadi jalur corong candu hingga rempah ini.

ADVERTISEMENT

"Kita menyebutnya Sungai Dasun atau Sungai Lasem, sungai terpanjang dan terbesar di Rembang. Melintasi beberapa kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Rembang, dan muaranya ada di Dasun dan Gedongmulyo. Sebelah barat sungai, Gedongmulyo, timurnya Dasun," jelas Exsan Ali Setyonugroho, salah satu sejarawan muda asal Lasem, saat dihubungi detikJateng, pada Minggu (9/7).

Sungai Dasun atau yang dikenal juga dengan Sungai Lasem dahulunya merupakan pintu atau jalur keluar-masuk kapal-kapal dari berbagai negara. Foto diunggah Minggu (9/7/2023).Sungai Dasun atau yang dikenal juga dengan Sungai Lasem dahulunya merupakan pintu atau jalur keluar-masuk kapal-kapal dari berbagai negara. Foto diunggah Minggu (9/7/2023). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

Exsan menyebut sebelum dibangun Jalan Daendels atau Jalur Pos, mobilitas manusia dulu melalui jalur laur. Sungai Lasem pun menjadi salah satu jalur mobilitas dagang di Pulau Jawa atau sebagai salah satu titik Jalur Rempah.

"Sungai ini secara historis itu saksi bisu sejarah yang panjang tentang peradaban Lasem. Dulu sebelum ada Jalan Raya Pos, itu orang hilir mudik transportasi baik barang atau manusia lewat laut, dan sungai ini salah satu titik Jalur Rempah," kata Exsan.

"Salah satu poin atau pelabuhannya ada di Sungai Dasun atau Lasem. Karen dulu orang berdagang kebanyakan mencari rempah," sambungnya.

Selengkapnya corong candu dari Jawa di halaman berikut.

Lokasi Galangan Kapal Majapahit dan Jalur Candu di Pulau Jawa

Selain menjadi lokasi pelabuhan, Sungai Lasem dulunya merupakan tempat galangan kapal yang cukup besar. Konon, sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Pada sekitar abad ke-19, sungai ini juga disebut-sebut sebagai corong candu di Pulau Jawa.

"Selain pelabuhan, Sungai Lasem juga ada galangan kapal. Bahkan konon sudah ada sejak Majapahit. Kita juga bisa menyebut sungai ini sebagai jalur candu. Sekitar abad ke-19, sungai ini menjadi corong candu di Jawa. Kalau peneliti luar itu menyebut daerah Lasem itu corong candu karena dari Lasem, kemudian candu menyebar ke daerah selatan Jawa," beber Exsan.

Aneka Situs di Sungai Lasem

Kedudukan Sungai Lasem yang disebut dulunya merupakan jalur sibuk dan Lasem sebagai wilayah maju. Exsan menyebut hal itu dapat dibuktikan dengan sejumlah situs sejarah yang ada di sekitarnya. Misalnya seperti Situs Prahu Kuno Punjulharjo, Situs Plawangan, dan Situs Terjan.

"Artinya posisi Rembang itu sangat menarik, ada di tengah, sentral. Artinya ketika kita mendapati di situ ada situs-situ bersejarah, memang dulu daerah Rembang, Lasem itu dulu sudah ramai, sudah eksis, dan itu dibuktikan dengan situs-situs yang ada. Ada situs Terjan, Situs Plawangan, Prahu Kuno Punjulharjo, Galangan Kapal Dasun, kemudian Kota Lasem secara keseluruhan, itu memang sangat metropolitan. Kalau dulu orang Blora sebelum kemerdekaan itu datang ke Rembang seperti datang ke Kota Metropolitan. Pramudya sempat bilang kalau dia jalan ke Rembang seperti ke kota," beber Exsan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kemeriahan Pawai KongCo-MakCo Lasem Rembang Setelah Vakum 13 Tahun"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)


Hide Ads