Ada objek wisata baru di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Objek wisata ini menawarkan suasana ala Jepang dengan suasana sejuk karena berada di dekat hutan pinus Dlingo.
Bernama Little Tokyo atau Litto, lokasinya di Kalurahan Muntuk, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul. Litto berada tidak jauh dari objek wisata puncak pinus Becici.
Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut gerbang berkonsep kuil Jepang berwarna merah. Masuk ke dalam, tampak bangunan utama Litto tinggi menjulang menyerupai kastil Jepang. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan pemandangan Kota Jogja dari atas perbukitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Food and Beverage Manager Litto, Yohanes Hendra, menjelaskan alasan mengusung tema Jepang karena sang owner pernah berkunjung ke Jepang dan sangat terkesan dengan suasana di sana. Hal tersebut berlanjut dengan ide membuat objek wisata dengan membawa suasana Jepang ke Bantul.
"Jadi kita memang lebih menjual suasana Tokyo. Karena kebetulan owner-nya sangat terkesan waktu traveling ke sana dan ingin membawanya ke sini juga," kata Hendra saat ditemui wartawan, Kamis (15/9/2022).
Bangunan utama dengan lima lantai dibangun menyerupai kastil Jepang. Selain itu, lingkungan juga dibuat semirip mungkin dengan suasana layaknya berada di Jepang. Seperti pemasangan pernak-pernik khas jepang, menyediakan restoran makanan Jepang, hingga menyediakan berbagai pakaian yang identik dengan negeri sakura.
![]() |
"Kita juga memberikan semua yang otentik, makanannya juga, penginapan juga ada. Jadi Little Tokyo ini tujuan pertamanya ingin memberikan sensasi suasana Jepang di sini, biar tidak perlu jauh-jauh ke Jepang cukup ke Bantul saja bisa merasakan sensasi di Jepang," ucapnya.
Kendati demikian, Litto belum buka sepenuhnya karena masih menyiapkan kamar penginapan untuk wisatawan. Menurutnya, bangunan lima lantai ini nantinya tiga lantai untuk penginapan dan dua lantai di bawahnya berfungsi sebagai restoran khas Jepang.
"Untuk kamar total ada 18 dengan rincian 15 kamar reguler dan 3 kamar VIP. Meski belum sepenuhnya, tapi kita sudah buka untuk umum," ujarnya.
Litto juga menyediakan penyewaan jip untuk melihat suasana sekitar. Bagi wisatawan yang ingin berpenampilan seperti orang Jepang, Litto juga menyediakan penyewaan Yukata atau baju khas Jepang.
"Lalu ada empat kolam renang, karena kamar belum ready sementara kalau ke sini bisa hanya untuk berenang, makan, dan foto-foto. Terus ada restoran makanan Jepang, balon udara juga ada, tapi untuk mengoperasikannya sangat memperhatikan kondisi cuaca," ucapnya.
Halaman selanjutnya, tarif masuk...
Untuk tiket masuk Litto, Hendra menyebut saat ini Rp 30 ribu per orang. Nantinya, dari Rp 30 ribu itu, Rp 20 ribu berfungsi sebagai deposit yang bisa digunakan untuk membeli makanan, minuman, hingga menyewa Yukata.
"Tiket masuk Rp 30 ribu per orang. Tapi dari Rp 30 ribu itu Rp 20 ribu bisa dipakai lagi di sini, jadi bisa untuk membeli minuman, es krim, sehingga hanya membayar Rp 10 ribu aslinya," katanya.
"Bahkan uang Rp 20 ribu itu bisa untuk tambahan menyewa Yukata. Jadi Yukata itu sewanya Rp 70 ribu dan dengan Rp 20 ribu kan tinggal bayar kekurangannya Rp 50 ribu. Jadi seperti deposit itu lho," lanjut Hendra.
Selain itu, pihaknya tidak memberlakukan tarif lagi jika pengunjung hendak berfoto dengan latar belakang suasana Jepang. Pihaknya juga tidak membatasi waktu menyewa untuk Yukata ataupun berenang di empat kolam di Litto.
"Biasanya tempat lain foto-foto kan bayar lagi, tapi di sini cukup bayar untuk masuknya saja. Untuk penyewaan Yukata dan kalau mau renang juga tidak dibatasi jamnya. Kalau kolam renang itu Rp 60 ribu dan itu sudah dapat welcome drink, dipinjami handuk dan gelang sebagai indikator bahwa yang bersangkutan sudah membayar," ucapnya.
![]() |
Sedangkan untuk menaiki balon udara, Hendra mengaku tarifnya mencapai ratusan ribu. Mengingat pihaknya sangat mengutamakan keselamatan pengunjung.
"Untuk balon udara itu kita bagi tiga jenis, ada yang tujuh menit Rp 250 ribu, 10 menit Rp 300 ribu dan 15 menit Rp 350 ribu. Kapasitas balon udara 220 kilogram atau tiga orang bisa, ya menyesuaikan saja kalau empat orang juga bisa selama tidak melampaui batas berat yang ditentukan," ucapnya.
Tidak hanya suasana Jepang, Hendra menyebut Litto juga mengajarkan budaya di Jepang bagi pengunjung. Mengingat banyak budaya Jepang yang sangat positif di lingkungan masyarakat.
"Kita juga kenalkan budaya Jepang untuk menambah sensasi pengunjung. Seperti kalau ada pengunjung yang kehilangan smartphone atau tab pasti dikembalikan kalau perlu kita kirimkan ke pemilik selama bisa menunjukkan bukti. Terus kebersihan sangat dijaga, jadi kalau ada sampah sedikit saja kita ambil dengan harapan pengunjung bisa sadar jangan buah sampah sembarangan," katanya.
Menurutnya, saat ini pengunjung Litto banyak yang berasal dari luar DIY. Di mana kunjungan paling ramai terjadi saat akhir pekan.
"Rata-rata pengunjung keluarga dan grup, ada dari Jawa Timur, seperti Malang dan Jawa Barat seperti dari Cirebon dan Bandung. Karena kita target area masih sekitar Jawa dulu," imbuhnya.
Simak Video "Video: WNI di Jepang Disorot, Kita Harus Malu atau Introspeksi?"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)