Museum Situs Purbakala Patiayam yang berada di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, berupaya untuk mendapatkan kembali fosil tengkorak manusia purba jenis Homo erectus. Fosil Homo erectus yang ditemukan di kawasan Situs Purbakala Patiayam itu saat ini berada di Bandung dan Sragen.
"Kita penarikan (fragmen manusia purba yang ditemukan di kawasan Patiayam Kudus) serahkan ke Pemkab Kudus, minimal kita sudah tahu keberadaannya. Kemungkinan besar kita kontak langsung karena sudah diregistrasi nasional. Walaupun barang itu dari situs Patiayam, karena sudah masuk regnas tidak bisa masuk ke sini. Kalau pendataan dan replika tidak apa," jelas Koordinator Museum Purbakala Patiayam Kudus, Jamin, kepada detikJateng ditemui di kantornya, Rabu (13/7/2022).
Jamin mengatakan tercatat ada dua kali penemuan fragmen manusia purba di kawasan Situs Purbakala Patiayam. Pertama penemuan oleh Prof Sartono dan Prof Yahdi Yaim berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1979 lalu. Keduanya saat itu sedang melakukan penelitian di kawasan Situs Purbakala Patiayam. Keduanya menemukan sebuah fragmen berupa manusia purba jenis Homo erectus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini temuan manusia purba itu ditemukan oleh Prof Sartono almarhum dan Prof Yahdi Yaim, beliau dari ITB (Institut Teknologi Bandung) ditemukan pada tahun 1979 di lokasi antara lempungan sampai tegalan di Dusun Karang Sudo, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, wilayah lapisan tanah Slumprit," terang dia.
Jamin menjelaskan penemuan pertama ini berupa fragmen tempurung kepala yang pecah menjadi empat bagian. Lalu ada gigi geraham dan jari kelingking.
"Itu karena pada waktu itu beliau mengadakan penelitian di situs Patiayam, dan kebetulan belum ada yang menangani di Kepurbakalaan," jelas Jamin.
Menurutnya penemuan pertama ini dibawa ke Bandung. Sebab di Kudus belum memiliki museum yang memadai untuk menyimpan fragmen manusia purba. Fragmen Homo erectus asal Kudus itu pun kini masih tersimpan di Bandung.
"Akhirnya temuan tersebut dibawa ke Bandung. Sampai sekarang masih di Bandung. Setelah ada temuan baru, kemarin kita melacak keberadaan fragmen tersebut kita koordinasi dengan Pemkab kita melacak keberadaan berada di Laboratorium ITB. Sekarang proses untuk survei langsung," ungkap Jamin.
Satu fosil lagi ditemukan di Sragen. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya..
Fragmen manusia purba jenis Homo erectus kembali ditemukan pada tahun 2017 di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo. Fragmen yang berupa kaki kiri bagian atas ditemukan oleh seorang warga bernama Sutopo. Fragmen tersebut pun kini masih tersimpan di Museum Sangiran, Kabupaten Sragen.
"Fragmen ini dibawa ke Museum Sangiran dan dibawa ke Balai Konservasi Borobudur yang punya alat untuk mengidentifikasi manusia purba atau bukan. Posisi sekarang masih di Sangiran, kita juga coba untuk menarik ke Kudus lagi. Kita sudah berkoordinasi tinggal untuk menarik di sini. Karena di sini perawatan harus sesuai," terang Jamin.
Jamin menduga jika kawasan Situs Purbakala Patiayam selain hewan purba juga banyak ditemukan fragmen manusia purba. Hanya saja kata dia, manusia purba ke wilayah Patiayam hanya berburu. Berbeda dengan di wilayah Sangiran, manusia purba menetap di sana.
"Kalau kita menilik kronologi di Situs Patiayam mulai dari selat, laut dan rawa dan daratan ini kemungkinan besar ada kehidupan selain hewan mamalia. Cuma karena perbedaan Sangiran dan Patiayam jelas cenderung karena di Sangiran cenderung hampir sepanjang Bengawan Solo purba, karena manusia purba itu kan hanya bertahan hidup di tepi sungai dan gua," jelasnya.
"Kemudian di Patiayam karena tidak ada sungai dan gua mereka berburu tidak pernah menetap. Kemungkinan di Sangiran banyak ditemukan karena tinggal di sana, sedangkan di sini mereka hanya berburu karena banyaknya komunitas hewan mamalia," sambung dia.
Jamin menambahkan koleksi fragmen di Museum Purbakala Patiayam terdapat 9.600 fragmen. Itu terdiri dari tulang hewan kurban di antaranya Stegodon trigono chepalus sejenis gajah purba, Cervus zwaani dan Cervus lydekkeri martin sejenis rusa purba, Rhinoceros sondaicus sejenis badak, hingga Bos bubalus palaeokarabau sejenis kerbau.
"Jumlah fragmen sampai hari ini sudah teridentifikasi sekitar 9.600, 91 fragmen yang di koleksi adan 16 jenis hewan purba," pungkas Jamin.