Dirigen Pasoepati Serukan Suporter Damai: Rivalitas Cukup 90 Menit!

Dirigen Pasoepati Serukan Suporter Damai: Rivalitas Cukup 90 Menit!

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Senin, 03 Okt 2022 11:32 WIB
Suasana Tribun Manahan Solo, dipenuhi suporter Persis Solo, dan PSIS Semarang Sabtu (3/9/2022).
Suasana Tribun Manahan Solo, dipenuhi suporter Persis Solo, dan PSIS Semarang Sabtu (3/9/2022). (Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Solo -

Tragedi maut Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menyisakan duka mendalam bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Dirigen Pasoepati Agoes Warsoep menyebut rivalitas suporter bola harus disudahi agar tragedi serupa tak berulang.

Agus menilai, kejadian serupa bisa terjadi di tempat lain, khususnya pada tim yang memiliki rivalitas suporter yang tinggi.

"Setelah kejadian kemarin (tragedi Stadion Kanjuruhan), saya prihatin. Saya berpikir jika kejadian di Malang karena tindakan aparat yang kurang tepat. Bal-balan (sepakbola) kan buat senang-senang, tapi kok malah menelan korban jiwa banyak," katanya kepada detikJateng, Senin (3/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, suporter Persis Solo memiliki rivalitas yang panjang dengan suporter PSIM Jogja. Hal ini membuat suporter kedua klub itu kerap memanas.

Terakhir, oknum suporter kedua tim sempat bentrok saat laga Laskar Sambernyawa kontra Dewa United FC di pekan pertama Liga 1 2022-2023, Senin (25/7) lalu.

ADVERTISEMENT

"Takut kejadian serupa terjadi di tempat lain, seperti Jogja dan Solo kan cukup panas. Akibat kejadian kemarin jadi berpikir keras, disudahi-lah rivalitas yang kurang sehat. Rivalitas yang selow-selow saja 90 menit," ucapnya.

Hal itu diutarakannya, agar tak timbul korban jiwa maupun luka, akibat bentrokan kedua suporter. Agus menegaskan, hal ini merupakan pendapatnya pribadi. Dia tidak membawa nama kelompok maupun organisasi dalam pendapatnya ini.

"Ini pendapat saya pribadi, pasti ada pro-kontra buat teman-teman Solo maupun Jogja. Tapi saya harap Jogja dan Solo bisa lebih damai lagi, meskipun psywar di lapangan, tapi bisa adem di luar maupun di dalam lapangan," pungkasnya.

Untuk diketahui, tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).

Persebaya menang 3-2 atas Arema. Selanjutnya, para suporter Arema yang tidak senang dengan hasil itu pun menyerbu lapangan.

Kericuhan tidak terelakkan. Suporter dan pihak kepolisian saling serang, berujung tembakan gas air mata yang dilepaskan petugas.

Situasi makin mencekam, kepanikan tak terhindarkan. Banyak korban yang alami sesak nafas yang berujung meninggal dunia.




(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads