Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang membuka posko pengaduan 'Arema Berduka'. Posko yang berada di halaman Balai Kota Malang itu berguna sebagai pusat informasi bagi masyarakat yang masih mencari keluarganya setelah laga Arema FC vs Persebaya di Kanjuruhan.
"Kita dirikan sejak tadi pagi sekitar pukul 05.30 WIB sebelum tenda berdiri. Tadi tenda siap pukul 6 pagi," kata Kepala BPBD Kota Malang Prayitno di lokasi kepada detikcom, demikian dilansir detikJatim, Minggu (2/10/2022).
Dari pantauan detikJatim di lokasi, sejumlah petugas dari PMI, Kominfo, Dinkes dan BPBD Kota Malang tampak mendata laporan masuk dari call center. Selain itu, beberaoa BPBP Batu dan BPBD Kota Surabaya juga membantu melakukan pendataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prayitno kemudian membagikan nomor call center posko tersebut yakni 0812140403224. Nomor itu bisa dihubungi oleh warga yang mencari keberadaan anggota keluarganya yang belum pulang dari Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya kemarin malam.
Selain menerima laporan dari warga, posko tersebut juga mendata para korban dari seluruh desa dan korwil BPBD.
"Jadi kita sudah share nomor call center di 082140403223. Jadi kita akan menerima aduan masyarakat yang kehilangan keluarganya saat nonton di Stadion Kanjuruan. Ada 57 kelurahan yang sudah men-share nomor tersebut untuk diteruskan ke masing-masing korwil,"kata Prayitno.
Pihaknya hingga saat ini masih menunggu beberapa data masuk yang dilaporkan dari beberapa kelurahan. Sejak pagi, sudah puluhan orang yang mencari informasi keluarganya di posko tersebut.
"Sejak tadi pagi ada 53 orang yang mencari keluarganya di sini. Dari laporan itu, banyak yang belum pulang dan tidak bisa menghubungi. Selain itu banyak juga yang belum mendapatkan informasi mengenai keluarganya," jelas Prayitno.
Meski demikian, Prayitno masih menunggu semua laporan masuk. Sebab, masih banyak masyarakat yang melaporkan kehilangan keluarganya hingga tak mendapatkan informasi keberadaan keluarganya.
"Saat ini masih belum bisa dipastikan. Setelah semua sudah masuk, kita akan laporkan ke pimpinan, karena saya nggak punya wewenang," tutur Prayitno.
"Kami berharap teman-teman di Korwil bisa secepatnya mendata siapa saja yang menjadi korban," tutup Prayitno.
(sip/sip)