Jasa Masak Daging Kurban Gratis di Masjid Gedhe Jogja, Ada Menu Khas Raja

Jasa Masak Daging Kurban Gratis di Masjid Gedhe Jogja, Ada Menu Khas Raja

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 29 Jun 2023 14:55 WIB
Gerakan masak daging kurban di Masjid Gedhe Jogja. Warga bisa membawa daging kurban dan memilih menu yang ditawarkan secara gratis. Foto diunggah Kamis (29/6/2023).
Gerakan masak daging kurban di Masjid Gedhe Jogja. Warga bisa membawa daging kurban dan memilih menu yang ditawarkan secara gratis. Foto diunggah Kamis (29/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Yogyakarta -

Sejumlah chef yang tergabung dalam Explorasa Nusantara membuka jasa memasak daging kurban gratis di samping Masjid Gedhe Kauman, Kota Jogja. Bahkan, mereka menyediakan menu raja-raja Mataram seperti Krengsengan dan Gecok.

Pantauan detikJateng, tampak beberapa ibu-ibu mengantre sembari menenteng kantong plastik berisi daging kurban di sisi utara Masjid Gedhe Kauman. Tampak pula beberapa chef tengah memasak daging yang dibawa ibu-ibu tersebut. Ada beberapa stand yang dibuat khusus dengan pilihan menu masakan mulai dari gulai hingga krengsengan.

Founder dan Ketua Umum Explorasa Nusantara Chef Jawel Husin mengatakan gerakan masak daging kurban sudah berlangsung sejak tahun 2015. Semua itu untuk beramal melalui keahlian dalam hal ini memasak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya muncul gerakan memasak daging kurban, ini sudah kali ketiga di kompleks Masjid Gedhe Kauman. Kita juga pernah di berbagai tempat dan memasak untuk warga Palestina juga pernah," kata Jawel Husein saat ditemui di Masjid Gedhe Kauman, Kota Jogja, Kamis (29/6/2023).

Menurutnya, dengan adanya gerakan tersebut meminimalisir penjualan daging kurban yang diterima masyarakat. Sebab, masih banyak masyarakat yang terbentur masalah seperti dalam hal memasak dan tidak ada waktu untuk memasak daging kurban.

ADVERTISEMENT

"Harapan kami daging kurban tidak dijual dan mereka dapat daging kurban utuh. Jadi, ibaratnya gini, menurut kami kamu dikasih daging dan habis dikasih daging kan masih ada tugas memasak baru makan," ujarnya.

"Nah, kalau kita dikasih daging nanti dimasakin dan dia dapat utuh. Jadi full senyum," lanjut Jawel.

Jawel mengaku melibatkan sekitar 30 chef profesional dari hotel berbintang dan restoran di Jogja. Sedangkan tema yang dipilih tahun ini adalah 'Kuah Nusantara'.

"Di hari pertama ada lima menu pilihan yang dapat dipilih oleh masyarakat, yaitu gulai, soto, tongseng, krengsengan, dan gecok. Hari pertama, 61 kupon keluar. Artinya ada sekitar 122 masakan diselesaikan dalam waktu lima jam," ucapnya.


Di hari kedua, kata Jawel, ada sedikit perubahan menu. Di mana menu soto diganti dengan menu sate goreng untuk memberikan varian rasa baru.

Sementara itu, konsultan gerakan masak daging kurban Chef Imam Manggala menambahkan, bahwa gerakan ini sudah mulai sejak kemarin, Rabu (28/6) hingga sore nanti. Menurutnya, masyarakat bisa memasukkan daging kurban paling lambat pukul 16.00 WIB.

"Sekarang untuk pendaftaran sampai jam 16.00 WIB dan untuk masak kira-kira jeda dua jam sehingga nanti kira-kira bisa sampai pukul 18.00 atau 18.30 WIB," ujarnya.

Selengkapnya di halaman berikut.

Selain itu, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya dan hanya perlu membawa daging kurban saja. Semua itu agar penerima daging kurban tidak ada yang menjual daging tersebut dan bisa menyantapnya di hari raya Idul Adha.

"Tujuan utamanya daging itu kan diperuntukkan untuk masyarakat ya. Kekhawatiran kita karena kesulitan memasak malah akhirnya mereka jual daging kurban itu ke pasar dan tempat lain," ujarnya.

"Hal itu membuat tujuan dari kurban itu malah tidak kena. Karena itu kita bantu kita fasilitasi masak di sini gratis, ini melibatkan chef dari berbagai daerah juga, ini murni amal," imbuh Imam.

Imam mengaku tidak ada batasan berat daging yang dimasak. Nantinya, untuk satu orang bisa mendapatkan dua pilihan menu olahan daging.

"Nah, satu orang itu bisa dua pilihan menu, jadi satu kilogram bisa tongseng dan sate goreng. Kalau menunya ada gulai, tongseng, krengsengan, sate goreng, dan gecok dan yang paling diminati hari ini tongseng sama krengsengan," ucapnya.

Gerakan masak daging kurban di Masjid Gedhe Jogja. Warga bisa membawa daging kurban dan memilih menu yang ditawarkan secara gratis. Foto diunggah Kamis (29/6/2023).Gerakan masak daging kurban di Masjid Gedhe Jogja. Warga bisa membawa daging kurban dan memilih menu yang ditawarkan secara gratis. Foto diunggah Kamis (29/6/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Tidak hanya itu, pihaknya juga menyediakan pilihan menu makanan raja-raja Mataram. Semua itu sebagai bentuk eksplorasi rasa dan mengedukasi masyarakat tentang masakan kuno.

"Selain itu ada menu kerajaan Mataram yakni Krengsengan dan Gecok. Alasannya? Karena kita explorasa Nusantara, kita ingin mengeksplor masakan kuno dan mengedukasi masyarakatnya juga agar mengenalnya," ucapnya.

Imam menjelaskan Krengsengan adalah olahan daging yang berkuah dengan bumbu merujuk dari resep Kerajaan Mataram kuno. Untuk bumbu, biasanya hanya cabai dan garam. Selain itu pihaknya tidak menggunakan MSG.

"Ini kan masakan raja ya, dan ini memang tidak sembarangan, artinya tidak nembak resep, kita sudah melalui riset dan sudah kita konfirmasi ke Keraton boleh," ucapnya.

Warga Kauman, Kota Jogja, Endah mengaku sangat terbantu dengan adanya gerakan tersebut. Sebab, Endah bisa menghemat bumbu dan tidak membuang-buang waktu untuk memasak.

"Ini tadi saya masukkan hati sapi untuk dimasak tongseng. Kenapa dimasakkan di sini karena praktis dan bisa irit juga kan, apalagi yang masak chef juga. Semoga tahun depan ada lagi seperti ini karena sangat membantu," katanya.

Halaman 2 dari 2
(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads