Rumah Kopi Margo Redjo dan Jejak Bisnis Candu di Semarang Abad 19

Afzal Nur Iman - detikJateng
Sabtu, 17 Jun 2023 19:02 WIB
Kompleks pabrik kopi Margo Redjo yang kini berubah nama menjadi Dharma Boutique Roastery di Jalan Wotgandul Barat No 14 Semarang. Foto diunggah pada Sabtu (17/6/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng
Semarang -

Pabrik kopi Margo Redjo berdiri satu area bangunan rumah tua yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Rumah itu ternyata pernah dimiliki opsir Tionghoa yang juga berbisnis candu.

Rumah yang kini juga dijuluki rumah kopi Margo Redjo memang bisa dibilang menjadi cikal bakal berdirinya pabrik kopi tertua di Semarang. Rumah itu masih berdiri tegak di Jalan Wotgandul Barat No 14 Semarang.

Pemilik rumah itu, Widayat Basuki Dharmowiyono (78) bercerita bahwa leluhurnya membeli rumah tersebut pada awal abad 19 atau sekitar tahun 1800. Leluhurnya yang membeli rumah itu bernama bernama Tan Ing Tjong.

"Istilahnya itu kakeknya kakek saya," kata Basuki, Jumat (17/6/2023).

Basuki tak mengetahui persis siapa pemilik awal dari rumah itu. Informasi yang dia tahu, rumah itu dibeli dari kerabat yang sedang mengalami kebangkrutan.

"Katanya itu jatuh pailit entah bagaimana untuk menutupi utangnya itu rumahnya dijual dan yang beli itu canggah saya," lanjutnya.

Tan Ing Tjong merupakan opsir Tionghoa. Dia juga merupakan salah satu pendiri perkumpulan Rasa Dharma atau Boen Hian Tong, organisasi Tionghoa tertua di Semarang.

"Beliau Letnan Tionghoa," ujar Basuki.

Pabrik kopi Margo Redjo yang kini berubah nama menjadi Dharma Boutique Roastery di Jalan Wotgandul Barat No 14 Semarang. Foto diunggah pada Sabtu (17/6/2023). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng

Selain itu, Tan Ing Tjong juga memegang lisensi opium atau opiumpacth. Basuki menyebut hal itu didapatnya dari tender opium yang merugi di tahun-tahun tersebut.

"Ceritanya dia mengoper dari seorang kerabat yang rugi karena patc atau tendernya itu," katanya.

Basuki juga tak mengetahui banyak bisnis opium dari Tan Ing Tjong. Namun, terdapat satu alat tumbuk biji opium di rumahnya itu.

"Nggak tahu ya itu peninggalan siapa, tapi di rumah ada seperti lumpang ya untuk menumbuk itu. Saya dengar dari orang sejarah juga itu untuk numbuk bijinya opium katanya dia dan itu barangnya masih ada," jelas Basuki.

Tan Ing Tjong wafat pada 1899. Rumah itu kemudian diturunkan ke anak dan cucunya hingga lekat dengan pabrik kopi Margo Redjo yang didirikan cucunya, Tan Tiong Lie pada 1915.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.



Simak Video "Video Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat"


(afn/rih)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork